Page 116 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 116
Pada Gambar 5.11, benda akan membentuk sudut , dan membentuk bayangan l
tepat di fokusnya. Bila sudut kecil (sebagai contoh, besar sudut Bulan hanya 0,5°)
maka:
l f / (5.15)
l adalah besar bayangan dan f panjang fokus kolektor, sudut dinyatakan dalam
radian. Dari persamaan 5.15 dapat ditentukan panjang bayangan yang besar
sudutnya 1° adalah
l , 0 01745 f (5.16)
Sebagai contoh, panjang fokus refraktor Zeiss di Lembang 1100 cm, maka benda
yang besar sudutnya 1° bila dipotret melalui teropong tersebut akan mempunyai
besar bayangan l 19 2 , cm. Bayangan pada teleskop bersifat nyata dan terbalik.
Kecerahan bayangan bergantung pada diameter kolektor (D). Makin lebar kolektor
makin cerah bayangannya. Kecerahan bayangan juga berbanding terbalik dengan
fokus kolektor, dengan begitu kecerahan bayangan (B) dapat dituliskan
2
B tetapan ( f / D ) (5.17)
Besar ( f / D ) disebut juga angkabanding-f.
Daya pisah minimum teleskop adalah
, 2 52 10 5 (5.18)
min
D
Dengan = panjang gelombang cahaya, D = diameter kolektor dan
dinyatakan dalam detik busur. Jadi, makin kecil makin kuat daya pisah
teleskop. Untuk daerah visual, panjang gelombang efektif cahaya adalah 5505 Å,
sehingga daya pisah teleskop dapat dinyatakan kembali dengan
14 1 ,
(5.19)
min
D
Dengan min dalam detik busur dan D dalam cm.
Jika kita mengamati objek yang membentang seperti kabut antar bintang, planet
ataupun Bulan dengan teleskop, tampak objek itu diperbesar. Perbesaran bayangan
pada teleskop dirumuskan dengan
f
M e c (5.20)
c f e
Jadi jika diameter sudut bulan sebesar 0,5° diamati dengan teleskop dengan
pembesaran M = 10, maka diameter sudut bulan akan tampak 5,0°.
Astronomi dan Astrofisika 115