Page 20 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 20
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Tantangan di Masa Pandemi: Kreativitas Guru
Oleh: R.R Purnomowulan - SMPN 19 Bandung, Jawa Barat
Teknologi informatika memegang peranan penting dalam suasana pembelajaran tanpa tatap muka. Guru selama ini telah terbiasa dengan teknologi dan tidak merasa asing dengan penggunaannya. Dengan dilengkapi peralatan teknologi seperti gawai dan komputer, pelaksanaan pembelajaran tanpa tatap muka (daring) akan dapat berlangsung lancar bila tidak mempertimbangkan hambatan-hambatan yang dihadapi guru. Setelah sekian lama berlangsung, sekitar 4 sampai 6 bulan berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berarti masa pengenalan telah usai akan muncul hambatan baru.
Kurikulum yang telah biasa digunakan atau disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang disusun oleh guru mata pelajaran akan disesuaikan dengan kurikulum yang telah dijadikan standar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, pola ini terkadang tidak dapat diterapkan di Pola Pembelajaran jarak jauh (PJJ. Hambatan-hambatan itu dapat berupa hambatan dari siswa atau orangtua, teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, dan materi pelajaran. Hambatan utama tentu dari siswa sendiri. Perasaan jenuh, bosan, dan tidak bersemangat tentu hadir ketika PJJ dilaksanakan setelah beberapa waktu berlangsung. Tidak adanya pendampingan dari orang tua dikarenakan sibuk, sibuk bekerja, atau ada kegiatan yang bersamaan membuat kegiatan PJJ juga tidak dapat terkontrol.
Gawai pintar dan komputer merupakan alat penting bagi guru untuk dikuasai. Untuk siswa, kapasitas alat teknologi belajar yang dibutuhkan minimal adalah sebuah gawai pintar. Dengan alat ini, siswa dapat belajar secara daring (online). Beberapa alat teknologi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di luar jaringan (luring/offline) dapat berupa televisi, radio, telepon, dll. Hambatan dalam penggunaan teknologi ini berupa tidak adanya kuota data, tidak adanya sinyal, ataupun tidak adanya biaya untuk membeli telepon genggam.
Materi yang disampaikan secara tatap muka pasti akan berbeda dengan materi yang disampaikan pada waktu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi dan kemampuan siswa menerima materi pelajaran pada aktivitas belajar mengajar, guru terkadang menyederhanakan materi pelajaran. Pola pembelajaran inklusi mendorong guru untuk mendidik siswa dengan kemampuan yang dimiliki siswa itu sendiri, menyebabkan materi yang disampaikan akan bervariasi meskipun dalam tingkatan yang sama. Siswa dengan pencapaian atau kemampuan untuk belajar yang tinggi akan lebih tepat bila materi lebih banyak dan sulit. Siswa dengan pencapaian sedang akan lebih tepat didorong untuk mendalami materi yang biasa dan tidak terlalu sulit. Sedangkan siswa dengan kemampuan rendah akan lebih tepat disajikan materi yang mudah dan ringan.
Penggunaan buku paket yang terus menerus sebagai materi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tentu akan membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Guru dapat bereksplorasi dengan berbagai metode pengajaran diantaranya penggunaan materi interaktif. Guru dapat menyediakan beberapa video, lagu, gambar, atau media lain yang sesuai dengan buku paket yang digunakan, mendukung tema yang telah ditetapkan. Aktivitas disarankan sesuai dengan kesepakatan antar guru dan sekolah, penyediaan perangkat lunak (software), misalkan Ruang Guru, Zoom, Google Classroom. Disini interaksi antara guru-siswa sangat dianjurkan. Setelah disajikan beberapa media seperti perangkat video, musik, atau perangkat lunak seperti padlet, Youtube, Microsoft Teams. dan berbagai alat digital lainnya, siswa dapat mengeksplorasikan kemampuan diri dengan mengimitasi, meniru, atau mengembangkan ide lebih lanjut.
12