Page 24 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 24

    Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Aplikasi Vs Tutorial
Oleh: Sry Daniyati – SMAN 22 Kab. Tangerang, Banten
“Kling”... Bunyi pesan masuk di WA ku.
Siswa A : “Miss, ngerjainnya gimana?”
“Klin, kling”... Kembali pesan di WA ku masuk.
Siswa B : “Miss, ini buat apaan?”
Siswa C : “Miss, ini abis diklik diapain lagi?”
Siswa D : “Miss, saya belum install aplikasinya, bisa gak miss?”
Seperti itulah respon beberapa siswa saat saya memberikan PJJ melalui aplikasi yang belum mereka kenal bahkan asing. Memang setelah masuk tahun ajaran baru masa pandemi, saya mencoba menggunakan aplikasi baru di kelas daring yaitu aplikasi Padlet. Namun kesalahannya, saya memberikan tautan Padlet pada siswa tanpa menjelaskan terlebih dahulu cara menggunakannya, saya hanya menginfokan agar mereka mengklik tautan yang saya bagikan di WAG. Alhasil, hari pertama saya menggunakan aplikasi tersebut, kelas kacau balau dan materi tidak tersampaikan, huhuuhuu...sedihnya...
Dari pengalaman hari pertama dengan dua kelas yang menjadi korban, saya pun membuat tutorial penggunaan Padlet untuk siswa. Benar saja setelah saya bagikan tutorial penggunaan Padlet, kelas berikutnya tidak lagi “galau” justru mereka menikmati buku virtualnya itu. Senangnya...
Aplikasi Padlet ini memungkinkan untuk pembelajaran synchronous atau pembelajaran yang dilakukan secara real time sehingga semua siswa dapat berinteraksi dengan teman yang lain di ruang dan waktu yang sama layaknya pembelajaran luring. Selain synchronous, saya juga melakukan pembelajaran asynchronous dengan meminta siswa meng-upload tugas-tugasnya melalui Padlet. Namun permintaan saya ditolak, hahaha... Menurut para siswa meng upload tugas di Padlet lebih sulit dibanding melalui Google Classroom, sebagai guru yang tidak egois (ciee...) saya mengamini permintaan mereka. Saat kelas synchronous saya menggunakan Padlet, namun untuk asynchronous saya menggunakan Google Classroom.
Selain Padlet dan GCR, saya juga menggunakan aplikasi lainnya yang menunjang pembelajaran jarak jauh yang interaktif. Seperti Edpuzzle, Word Wall, dan Educandy. Ketiga aplikasi ini memberikan fitur yang menyenangkan dalam bentuk gamification, terlebih lagi untuk mata pelajaran bahasa Inggris yang saya ampu. Sedangkan untuk asesmen formatif, saya mulai menambahkan aplikasi Quizziz, sebelumnya saya menggunakan Google Form dan Google Drive. Dari beberapa aplikasi yang saya gunakan dalam pembelajaran, ternyata siswa lebih menyukai aplikasi dengan fitur gamification saat asesmen formatif, untuk buku tulis virtual mereka memilih padlet yang memiliki fitur menarik. Sedangkan, mereka menggunakan GCR sebagai perpustakaan pribadi.
Berdasarkan feedback dari siswa, aplikasi – aplikasi tersebut terasa lebih mudah digunakan setelah saya memberikan tutorialnya, mereka juga mengharapkan jika semua guru dapat memberikan tutorialnya sebelum menerapkan aplikasi pembelajaran baru dikelas. Dan untuk membantu saya membuat tutorial, saya menggunakan Super Screen Recorder (SSR) yang saya install di gawai milik saya.
Dapat disimpulkan, tutorial sama pentingnya dengan aplikasi yang digunakan, karena seberapapun inovatif dan interaktifnya aplikasi jika siswa tidak paham cara menggunakannya, alih – alih belajar menyenangkan, justru akan jadi petaka baik bagi siswa maupun guru. Selain itu, pilihlah aplikasi yang membuat semua anak terlibat, user friendly, juga ramah kuota agar pembelajaran bermakna dapat dialami seluruh siswa.
Jadi... Antara Aplikasi Vs Tutorial, siapakah pemenangnya?
    16


















































































   22   23   24   25   26