Page 26 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 26
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Tantangan dan Peluang PPJ di Perguruan Tinggi
Oleh: Isry Laila Syathroh - IKIP Siliwangi, Jawa Barat
Untuk memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia, sejak Maret 2020 semua lembaga pendidikan diwajibkan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di tingkat perguruan tinggi, PJJ memang bukanlah hal yang baru karena telah dilaksanakan dalam sebagian aspek pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No.24/ 2012 dan No. 109/2013.
Begitu juga di kampus IKIP Siliwangi, platform Zoom digunakan sebagai media dalam melakukan pembelajaran online. Sedangkan untuk Learning Management System (LMS), setiap dosen diberikan pilihan untuk menggunakan LMS yang dianggap paling efektif. Ada yang menggunakan Google Classroom, Moodle, Schoology dan lainnya.
Pada awalnya, mahasiswa terlihat begitu semangat untuk mengikuti pembelajaran online. Mereka hadir di Zoom Meeting tepat waktu, menyimak perkuliahan dengan baik serta terlibat aktif dalam diskusi online. Namun setelah kurang lebih 4 (empat) bulan perkuliahan berlangsung, saya mengamati ada penurunan motivasi belajar mahasiswa dalam belajar online. Mereka terlihat tidak seantusias dulu. Sepertinya mereka lelah dengan tugas kuliah atau mungkin mereka juga bosan dengan pola pembelajaran online. Dapat dibayangkan, apabila mereka ada 2-3 mata kuliah perhari, maka mereka harus mengikuti zoom meeting 2-3 kali sehari. Tentu saja membosankan.
Oleh karena itu, ada beberapa strategi yang biasa saya lakukan agar pembelajaran online ini berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Pertama, saya selalu menggunakan setidaknya dua platform dalam pembelajaran. Biasanya saya menggunakan platform yang bersifat synchronous dan asynchronous dalam satu tatap muka pembelajaran. Contohnya, apabila saya harus mengajar 1 (satu) mata kuliah yang bobotnya 2 (dua) SKS, maka saya wajib melakukan pembelajaran selama kurang lebih 100 menit. Namun saya tidak menggunakan 100 menit itu dengan Zoom Meeting karena khawatir membuat mahasiswa merasa bosan. Saya biasanya memberikan tugas atau latihan menggunakan tool lain yang bersifat asynchronous sebagai pendamping, misalnya: Google Classroom, Padlet, Speechnotes, LyricsTraining, Quizizz, Canva, dan lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain bertujuan agar mahasiswa tidak merasa bosan, penggunaan dua jenis tools ini diharap dapat memperkenalkan dan membekali mahasiswa kepada beberapa aplikasi yang bermanfaat dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Permasalahan kedua yang sering saya temui adalah mengenai kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan online. Untuk memastikan kehadiran setiap mahasiswa, saya selalu mem-back-up kehadiran mahasiswa melalui 3 (tiga) cara, yaitu mengisi kehadiran di Google Form, merekap kehadiran di Zoom Meeting dan juga melakukan Q & A (sesi tanya jawab) secara acak pada mahasiswa untuk memastikan mereka menyimak seluruh proses pembelajaran. Saya pun selalu meminta mahasiswa untuk menyalakan kamera selama Zoom Meeting. Apabila ketiga indikator kehadiran itu terpenuhi, maka mahasiswa dianggap hadir dalam pembelajaran.
Terakhir, saya terbiasa memberikan tugas dengan deadline yang lebih panjang selama PJJ. Bila biasanya deadline tugas itu beberapa hari saja, maka selama PJJ saya memberikan deadline tugas hingga maksimal 1-2 minggu. Hal ini bertujuan agar tidak memberatkan mahasiswa dan membuat mereka tetap merasa bahagia selama PJJ ini. Sesuai kata pepatah bahwa: “Happy students learn better because happiness has the power to turn on all of the learning centers of the brain”. Semoga ☺
18