Page 37 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 37
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Menyambut Pelangi Selepas Badai
Oleh: Jazzy Eka - MTs PERSIS Sumedang, Jawa Barat
Sembilan bulan sudah badai Corona menimpa Indonesia. Sembilan bulan pula Pembelajaran di sekolah berganti menjadi Pembelajaran Jarak Jauh dari rumah. Bagi saya yang menjadi seorang guru, ini adalah badai besar. Tak pernah saya bayangkan “terpisah” dari anak-anak didik saya. Bertahun-tahun saya nyaman dengan kondisi face-to-face di dalam kelas. Meskipun zaman telah maju, teknologi digital di bidang pendidikan sering digaungkan, saya nyaris tak pernah menyentuhnya.
Namun, diterjang badai bukanlah alasan untuk terus terpuruk. Sedikit demi sedikit saya belajar menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran digital. Rasa terima kasih saya sangat besar kepada teman-teman di grup WA Kelas Kreatif, yang selalu memberikan pencerahan tentang hal ini.
Google Form, pertama kali saya pakai untuk mengevaluasi Ibadah Harian siswa. Form ini berisi poin-poin yang harus siswa isi dan ceklis sesuai dengan ibadah harian yang ia lakukan hari itu. Setiap minggu wali kelas harus merekap hasil isian siswa untuk bahan pelaporan. Begitupun saya sebagai wali kelas, setiap minggu merekap 22 siswa selama tujuh hari. Ada hal yang menarik dalam pengerjaan laporan ini. Setiap minggunya saya harus dibantu suami dalam merapikan laporan berbentuk Microsoft Excel tersebut. Ya, saya tidak begitu mahir mengoperasikan Ms. Excel. Sungguh saya menyesal tak pernah mengasah keterampilan saya dalam menggunakan Ms. excel. Penggunaan Google Form untuk evaluasi ibadah harian siswa masih berlanjut hingga saat ini. Sedikit demi sedikit saya sudah memperbaiki kemampuan Excel saya, hingga tak lagi merepotkan suami.
Selanjutnya saya mulai mencari aplikasi untuk assessment siswa. Berkenalanlah saya dengan Quizziz. Sebenarnya, pertama berinteraksi dengan aplikasi ini melalui tugas online putra saya. Beberapa latihan diberikan gurunya di aplikasi Quizziz. Dia sangat senang dan tertantang. Hingga saya mencoba menggunakannya untuk murid-murid saya. Menakjubkan, mereka sangat bersemangat mengerjakan latihan-latihan yang diberikan.
Ada satu hal lucu yang pernah saya alami dalam penggunaan aplikasi ini. Pernah suatu ketika saya terburu-buru membuat soal Quizziz dikarenakan kesibukan di pagi hari. Setelah selesai, langsung saya bagikan link tersebut kepada para siswa melalui Grup WA. Tiba-tiba, seorang siswa mengirim chat pribadi dan bertanya; Bu, ini untuk mainnya klik yang mana?. Saya sungguh bingung. Mereka sudah pernah mengerjakan soal Quizziz, pasti sudah familiar bagaimana cara mengerjakannya. “Seperti biasa klik join” jawab saya saat itu. Nggak bisa bu, katanya. Saya semakin bingung. Hingga siswa ini kembali mengirim chat. “Bu, kayaknya ibu kirim link admin. Soalnya saya bisa melihat jawaban benarnya.” Kaget lah saya. Antara malu karena masih gaptek dan ingin tertawa atas kebodohan sendiri. Untunglah saat itu baru beberapa siswa yang mengerjakan hingga saya bisa mengirimkan link yang benar.
Petualangan saya mengulik aplikasi-aplikasi pembelajaran digital tidak akan sampai di situ. Saya bertekad untuk terus mengeksplorasinya. Mungkin saat ini hasil positif dalam ranah kognitif siswa belum terlalu signifikan. Namun, dengan antusiasme kami; saya dan murid-murid saya, mengeksplorasi dunia digital tersebut, bisa menjadi modal untuk menghadapi proses pendidikan di masa depan yang semakin modern.
There’s always silver lining above the clouds. Selalu ada hikmah dibalik musibah. Semoga dunia pendidikan Indonesia semakin maju ditengah ujian ini.
29