Page 46 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 46

    Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Jangan Biarkan Suasana Kelas Seperti Kuburan, Ramaikan!
Oleh: Dwi Nurcahyo, M.Pd. – Mentari Intercultural School Jakarta
Pandemi covid19 yang melanda dunia saat ini memang sangat berdampak pada pendidikan. Kegiatan tatap muka harus berhenti total dan memaksa seluruh guru mengubah rencana dan strategi mengajarnya. Namun masih ada harapan, karena kita telah mengenal internet dan teknologi. Hal ini yang membuat banyak guru menjadi pemburu berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran jarak jauhnya.
Ada hal yang menggelitik pikiran saya saat awal-awal pembelajaran jarak jauh dilakukan. Siswa seperti kehilangan gairah dan interaksinya, tidak seperti pembelajaran tatap muka. Saya menilai hal ini karena siswa kehilangan sentuhan, baik guru ke siswa maupun siswa ke siswa. Kelas seakan sunyi seperti di kuburan. Sejak saat itu, saya mencoba memaksimalkan PJJ dengan perangkat sederhana yang dapat mengakomodir permasalah tersebut.
Betapa beruntungnya saya, sebelum pandemi covid19 ini melanda, saya telah belajar dan menggunakan aplikasi seperti Padlet, Kahoot, Socrative, Mindmup, Canva, dan beberapa aplikasi lain. Berbekal itu, saya menjadikannya modal untuk diimplementasikan di kelas selama PJJ. Aplikasi-aplikasi sederhana tersebut ternyata dapat menjawab beberapa permasalahan siswa yang kehilangan sentuhan belajarnya saat PJJ.
Dalam PJJ saya menggunakan aplikasi Zoom yang digunakan untuk bertatap muka dengan siswa secara virtual. Kebetulan penggunaan aplikasi ini didukung pula oleh pihak sekolah sehingga guru dapat menggunakan berbagai menu secara maksimal. Hal yang menarik dalam Zoom, terdapat juga fitur breakout rooms yang memudahkan siswa untuk berinteraksi secara berkelompok. Dalam fitur ini ternyata siswa lebih bergairah karena antarsiswa dapat saling menyapa sekaligus berdiskusi.
Setelah berdiskusi di Zoom, siswa diarahkan ke aplikasi lain seperti Padlet. Pertama mengenal padlet sekitar 1,5 tahun lalu, saya langsung kagum. Hal tersebut dikarenakan Padlet dapat menggantikan peran papan tulis konvensional. Padlet inilah yang saya gunakan agar siswa dapat menuliskan hasil diskusi kelompok mereka atau sekadar interaksi aktif dengan guru saat pembelajaran berlangsung.
Jika materi yang saya paparkan memiliki subbab yang cukup banyak, saya ataupun siswa dapat membuat peta konsep (mind map). Aplikasi yang saya rekomendasikan ke siswa adalah Mindmup. Mindmup merupakan sebuah aplikasi pembuatan peta konsep secara daring dan penggunaannya sangat mudah (telah terintegrasi dengan Google). Hasilnya dapat dibuat dalam bentuk gambar seperti JPG/PNG dan juga format Pdf serta disimpan dalam Google drive.
Hasil kerja kelompok terkadang perlu dipresentasikan oleh siswa. Saat ini siswa telah memiliki berbagai aplikasi yang mendukung presentasi yang menarik seperti Canva, Powtoon, Prezi, dll. Saya memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih aplikasi presentasi sesuai dengan kemampuan gawai yang dimilikinya.
Untuk mengukur kompetensi pengetahuan dalam penguasaan materi, saya menggunakan Kahoot, Google Forms, ataupun Socrative. Saya memilih salah satu di antara aplikasi tersebut menyesuaikan bobot materi dan waktu yang tersedia. Dalam tahap ini, terlihat siswa sangat antusias karena aplikasi kuis atau ujian tersebut dapat menumbuhkan jiwa kompetitif di antara siswa. Keuntungan lainnya, guru mendapatkan pemetaan hasil setiap siswa yang disediakan aplikasi tersebut.
Masa pandemi memang masih berlangsung. Semoga para guru dapat terus menjadi pembelajar seumur hidup untuk terus memperbaharui strategi mengajarnya. Semoga kami para pendidik dapat terus menyuguhkan sebuah pembelajaran yang berpusat di siswa dengan kreatif dan inovatif. Semua bisa, bisa semua!
  38






















































































   44   45   46   47   48