Page 52 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 52
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Inovasi Pembelajaran PJJ
Oleh: Mimin Aminah, S.Pdl. - MTs Zakaria, Bandung, Jawa Barat
Dari berbagai media yang penulis gunakan selama PJJ, media Whatsapp adalah media yang lebih digemari peserta didik untuk digunakan sebagai aplikasi pembelajaran, Mereka berpendapat bahwa aplikasi ini, memberikan berbagai kemudahan dan ramah kuota. . Berdasarkan kenyataan ini, penulis mulai bereksperimen dengan Whatsapp sebagai media pembelajaran baik cara penyajian materi, tanya jawab lewat voice note pribadi maupun video call dalam penugasan kelompok.
Setelah penulis menggunakan Whatsapp sebagai media pembelajaran, penulis menemukan sedikit kendala pada bagian penyajian materi di ppt yang disajikannya, karena dirasa kurang memberi kenyamanan dan keindahan .Maka mulailah penulis mencari tahu aplikasi pendukung apa yang bisa menyolusikan kebutuhan ini. Dari pendekatan yang dilakukan , penulis menemukan fakta bahwa peserta didik yang berada dalam binaannya ternyata sedang tertarik pada dunia animasi. Hal ini mendorong penulis untuk mencoba menggunakan Powtoon karena selain aplikasi ini menyediakan animasi kartun dan tulisan tangan, aplikasi ini juga menyediakan efek transisi yang lebih hidup, tambahan musik pengiring yang menyenangkan untuk didengar, juga ada pengaturan timeline sehingga penulis bisa memperkirakan berapa lama durasi waktu yang digunakan.
Dengan berbekal semangat ingin lebih baik, penulis coba pembuatan media belajar dengan aplikasi Powtoon. Mulailah penulis memilih animasi, melihat lihat fasilitas yang ada, lalu mulai merangkai pesan pesan materi pada slide slide yang tersedia. Setelah semuanya tuntas dan dirasa memadai sesuai harapan, penulis memberi nama file agar file siap digunakan. Untuk mengetahui keefektifan media ini dengan cepat sebagai bahan umpan balik selanjutnya,penulis menggunakan G-Form, hasilnya adalah media ini menyenangkan karena warnanya menarik, ada musik, animasinya lucu-lucu sehingga media dirasa tidak membosankan.
Ada satu kendala di fasilitas Powtoon gratis ini, penulis sulit memasukkan film pendek yang diharapkan menambah optimalisasi pada hasil belajar, maka untuk mengantisipasi ini, penulis gabungkan aplikasi Powtoon dengan aplikasi Filmora. Hasilnya cukup baik, mewadahi apa yang penulis inginkan. Untuk evaluasi, penulis kembali gunakan G-Form. Dari isian G-form kembali penulis mendapat tanggapan positif pada media yang digunakan, menurut mereka Powtoon menarik, filmnya juga mudah dipahami dan menyentuh. Satu hal yang masih menjadi catatan untuk dioptimalkan adalah perlunya aplikasi yang dapat mewadahi tingkat kolaborasi peserta didik pada proses pembelajaran, di mana mereka bisa membagi informasi, bekerja sama, menyelesaikan masalah, menghargai teman, dan bertanggung jawab .
Keingintahuan media proses kolaborasi ini, mulai terjawab ketika penulis menemukan aplikasi Pinup. Dalam aplikasi ini, peserta didik bisa menuliskan tanggapan, cerita pengalaman, cerita suasana hati, bertukar ide, saling memberi masukan, dan membuat kesimpulan. Sungguh suatu kolaborasi serasi antara powtoon, filmora dan pinup yang harus terus dioptimalkan penggunaannya karena selain mereka bisa menangkap materi sesuai harapan, mereka juga belajar saling menghargai buah pikiran orang lain, saling memahami satu sama lain, saling bekerja sama menyolusikan permasalahan hingga tercipta kekompakan di antara mereka walau saling terpisahkan.
Dari pengalaman diatas, penulis menyadari bahwa seorang pendidik profesional diharapkan tidak bergantung pada satu aplikasi saja. Dalam upaya menumbuhkan minat belajar peserta didiknya. Dengan demikian pendidik profesional harus berani untuk selalu berinovasi dan terus belajar.
44