Page 53 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 53
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Daya Picu Aplikasi Digital
Oleh: Leni Lesnawati, M.Pd. - SMP Negeri 1 Ciasem, Jawa Barat
Awal surat pemberitahuan resmi bahwa PJJ akan diberlakukan akibat dari pandemi Covid-19 membuat guru-guru kaget bukan kepalang. Saya salah satunya. Bagai mimpi buruk yang memaksa kita terbangun dan harus keluar dari zona nyaman. Siap-siap beradaptasi dan mengadopsi praktik pembelajaran baik dari guru maupun sekolah lain. Siap-siap merapat ke Kemdikbud dan Disdik Kabupaten/Kota untuk menunggu informasi dan arahan agar tak salah jalan.
Pemerintah melalui Kemdikbud mengeluarkan peraturan dan pedoman yang memayungi guru-guru untuk bertindak di sekolah. Persiapan segera dilakukan. Diskusi interaktif yang melibatkan kepala sekolah, orang tua, komite sekolah, stakeholder, guru dan tenaga administrasi sekolah dilaksanakan untuk meminta dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan.
Keputusan diambil. Persiapan dilaksanakan. Jadwal ditentukan. Sarana prasarana disiapkan baik protokol kesehatan maupun mode/cara pembelajaran untuk PJJ. Sekolah mulai memberikan pelatihan, workshop, dan in house training bagi guru-guru untuk meningkatkan kompetensinya dalam penggunaan ICT bagi pengajaran. Guru-guru mulai mengikuti webinar dan workshop online. Guru-guru mulai mencoba berbagai aplikasi digital yang sebelumnya terdengar asing di telinga seperti: Google Classroom, Google Slides, Google Forms, Whatsapp group, Youtube, Kelas Pintar, Ruang Guru, Quipper, Kahoot, Edmodo, Padlet, Bitmoji, dan sebagainya.
Saya pun turut serta dan berpartisipasi aktif dalam semua keseruan ini. Saya mulai mencoba membuat RPP PJJ dengan menambahkan ICT sebagai moda dan media pembelajaran. Selain workshop dan webinar saya mempelajari cara menggunakan aplikasi digital dari buku-buku yang diterbitkan oleh Tim Kelas Kreatif. Diawali dari aplikasi yang termudah dan terbiasa digunakan oleh siswa yaitu Whatsapp group. Respon siswa ternyata sungguh di luar dugaan. Mereka siap belajar.
Pertemuan berikutnya saya tambahkan aplikasi digital lainnya seperti Google Classroom dan Google Forms. Kedua aplikasi ini pun segera dilahap siswa dengan cepat. Ternyata kecepatan penguasaan literasi digital siswa jauh melampaui gurunya.
Pertemuan berikutnya, saya tambahkan lagi tantangannya yaitu dengan menambahkan aplikasi digital Bitmoji dan Padlet. Siswa merespon dengan baik meskipun sebagian dari mereka harus mencoba berulang-ulang. Cara untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam menggunakan aplikasi tersebut adalah dengan mengirimkan foto avatar dirinya melalui WA ataupun Padlet kepada saya. Saya suka aplikasi Padlet karena siswa tidak perlu meng-install aplikasinya di smartphone mereka hingga tidak membebani penggunaan memori.
Tantangan berikutnya bagi siswa yaitu mengerjakan tugas dengan menggunakan beberapa aplikasi digital tersebut ke dalam proses pembelajaran mereka. Dan sungguh di luar dugaan ternyata mereka dengan cepat dapat menguasainya.
Ternyata keterampilan guru dalam menyajikan cara dan media pembelajaran yang baik akan men-trigger siswa untuk melakukan hal yang jauh melebihi kemampuan dan potensinya.
‘Guru-guru mulai mencoba berbagai aplikasi digital yang sebelumnya
terdengar asing di telinga seperti: Google Classroom, Google Slides,
Google Forms, Whatsapp Group, Youtube, Kelas Pintar, Ruang Guru,
Quipper, Kahoot, Edmodo, Padlet, Bitmoji, dan sebagainya.’
45