Page 55 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 55

    Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Berdamai dengan Teknologi
Oleh: Iis Syamsiah - MTs Negeri 1 Tasikmalaya Jawa Barat
Dampak dari pandemi Covid-19 yaitu dengan dikeluarkan berbagai regulasi oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan menerapkan imbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu agar menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya wabah ini. Dengan pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu meliburkan sekolah dengan ketentuan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka diganti dengan sistem online atau daring (dalam jaringan).
Hal itu berdampak pula pada sekolah yang saya tempati. Sebagai pengajar di MTs Negeri 1 Tasikmalaya, saya menemukan berbagai kendala dalam melakukan pembelajaran secara daring. Pertama, 98 persen siswa tinggal di pesantren, dengan aturan tidak diperkenankan membawa gawai. Begitupun di sekolah, yang tidak memperkenankan siswa membawa atau menggunakan gawai. Keadaan demikian tentu saja menjadi salah satu masalah yang dihadapi. Akhirnya semua pimpinan sekolah yang ada di lingkungan pesantren mengajukan kepada Lembaga Kementrian Agama agar semua siswa belajar dengan cara tatap muka. Alhamdulillah pihak kementrian Agama menyetujui dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terutama dalam menerapkan protokol kesehatan.
Pada awal terjadinya pandemic Covid-19 di bulan April sampai Juni 2020 menjelang akhir tahun ajaran, sekolah mengadakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring. Semua siswa belajar di rumah. Sedangkan pada awal tahun ajaran baru 2020/2021 pembelajaran diadakan secara tatap muka dengan protokol Kesehatan yang sangat ketat. Dengan ketentuan siswa dibagi 2 sesi setiap 3 hari dalam seminggu.
Selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) semua guru diwajibkan menggunakan pembelajaran online diantaranya bisa dengan Zoom, Google Classroom, E-learning atau Whatsapp. Awalnya saya menggunakan media sosial Whatsapp untuk memberikan pembelajaran dan tugas-tugas, namun sambil berjalannya waktu saya mencoba menggunakan Google Classroom.
“Google Classroom adalah layanan web gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa harus bertatap muka. Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa.” (Wikipedia)
Dalam pelaksanaannya, pertama saya membuat kelas dan membagikan kode kelas tersebut atau mengundang siswa. Setiap kelas membuat folder terpisah di drive masing-masing siswa, di mana siswa dapat mengirimkan pekerjaan untuk dinilai. Saya dapat memantau kemajuan untuk setiap siswa, dan setelah dinilai, saya dapat kembali bekerja bersama dengan komentar
Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa. Google Classroom menggabungkan Google Drive untuk pembuatan dan distribusi penugasan, Google Docs, Sheets, Slides untuk penulisan, G-mail untuk komunikasi, dan Google Calendar untuk penjadwalan. Siswa dapat diundang untuk bergabung dengan kelas melalui kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari domain sekolah.
Namun banyak kendala yaitu siswa kurang paham dalam penggunaannya dan juga jaringan internet. Seiring berjalan waktu guru dan siswa terus belajar dan berdamai dengan teknologi sehingga sekarang berbagai aplikasi kami coba dan lakukan sehingga pembelajaran tetap berjalan dengan menyenangkan.
  47






















































































   53   54   55   56   57