Page 54 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 54
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Asyiknya Belajar Daring
Oleh: Yuliati Ningrat, S.Pd. – SMAN 9 Garut, Jawa Barat
Pembelajaran jarak jauh secara daring (online) menjadi sebuah keharusan dan kebiasaan yang berlangsung tidak hanya di sekolah yang berada di kota besar saja, tetapi juga sampai ke sekolah yang berada di pelosok daerah. Tidak terkecuali sekolah saya. Para guru, termasuk saya, dituntut untuk mencari cara agar bisa menyampaikan materi pembelajaran tanpa harus bertatap muka dengan siswa di dalam kelas.
Pembelajaran daring membutuhkan alat atau aplikasi yang bisa menghubungkan guru dan siswanya. Aplikasi pembelajaran daring yang familiar dan mudah digunakan oleh siswa dan guru adalah WhatsApp (WA). WA sudah biasa digunakan di sekolah sebagai alat untuk saling memberikan informasi. Sehingga tidak terlalu sulit ketika WA berubah menjadi alat utama dalam penyampaian materi pembelajaran.
WA dipergunakan untuk membuat grup kelas, mengabsen, memberikan materi, mendapatkan umpan balik, asesmen, dan masih banyak lagi fungsinya. Ketika membuat grup kelas terjadi beberapa kali siswa salah masuk kelas, sehingga sering kali siswa keluar dan masuk grup. Tetapi tidak berlangsung lama.
Setelah grup kelas kondusif dan tetap, saya memulai pembelajaran. Langkah pertama yang saya lakukan adalah ‘share’ video perkenalan diri yang disimpan di Youtube untuk memudahkan upload dan akses siswa ke video. Kemudian, saya meminta siswa memperkenalkan diri mereka dengan voice note. Untuk presensi, saya menggunakan daftar hadir di WA dengan cara mereka harus menuliskan nama masing-masing berdasarkan nomor urut absen ditambah emoticon yang sesuai dengan perasaan mereka saat itu.
Saya menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk file ppt biasa yang di-share di WAG. Ternyata, banyak siswa yang bertanya di grup tentang materi ppt tersebut karena kurang paham dengan materi yang disampaikan. Sehingga saya berusaha menjelaskan ulang dengan voice note dan beberapa chat di setiap WAG kelas. Hal ini membuat saya kewalahan karena menangani 10 kelas dalam waktu yang bersamaan.
Saya mencari ide lain karena saya ingin memberikan yang terbaik untuk para siswa meskipun dalam keadaan terbatas. Saya buka-buka fitur yang ada di PowerPoint laptop saya. Ternyata ada cara merekam dan membuat video. Saya cari informasi lain di Youtube tentang cara pembuatan video pembelajaran dengan PowerPoint. Saya ikuti tahap-tahapnya, sampai jadilah sebuah video pembelajaran.
Hasilnya, saya unggah di saluran Youtube saya. Kemudian saya bagikan tautannya di grup WA kelas masing-masing. Ketika saya tanya tanggapan mereka tentang video pembelajaran yang baru mereka tonton, respon mereka positif. Mereka sangat senang menonton video yang di dalamnya ada materi, ada suara saya yang sedang menerangkan, kemudian ada contoh-contoh kalimat kontekstual yang saya tulis langsung di pptnya dengan menggunakan laptop pen, dan ada sedikit tambahan musik pengiring dari Youtube. Racikan tersebut membuat tayangan video pembelajaran menggunakan powerpoint terasa seperti di ruang kelas sesungguhnya yang bernuansa santai dan rileks. Mereka lebih merasa jadi siswa saya secara nyata dibanding ketika mereka diberi link video orang lain. Mereka rindu suara saya. Rindu nama-nama mereka saya tulis dan jadikan contoh kalimat. Meskipun video pembelajarannya sederhana, tetapi ikatan batin yang muncul lebih terasa. Apalagi kalau saya menggunakan PowerPoint versi terbaru, wajah saya bisa muncul di ppt tersebut. Mudah, simple, dan menarik.
46