Page 59 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 59
Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Aplikasi Lumrah untuk Pembelajaran yang Wah!
Oleh: Asep Dedeh Permana,S.Pd. – SMKN 7 Bandung, Jawa Barat
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) mendorong para guru untuk terus mengembangkan potensinya. Menyelenggarakan pembelajaran tanpa tatap muka tapi tetap bermakna, interaktif dan menyenangkan adalah tantangan yang sekarang dihadapi. Penggunaan teknologi menjadi solusi terkini dalam proses pembelajaran. Memang banyak sekali aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk PJJ. Tapi tidak semua aplikasi bisa kita pakai. Akhirnya saya menggunakan Whatsapp untuk Synchronous teaching (waktu yang sama) dan Instagram untuk Asynchronous teaching (waktunya tidak bersamaan). Alasan utama menggunakan kedua aplikasi tersebut karena hasil survey yang saya lakukan kepada siswa SMKN 7 Bandung menunjukan bahwa kedua aplikasi tersebut paling banyak dipakai. Dengan begitu, siswa akan lebih akrab dalam pemakaiannya.
Hampir semua guru, saya yakin, pernah menggunakan Whatsapp dalam PJJ ini. Tapi strategi dalam pelaksanaannya mungkin akan berbeda. Bagaimana menerapkan aplikasi tersebut menjadi menarik merupakan PR yang cukup menguras pikiran. Sebuah ide muncul dalam benak saya. Terinspirasi dari kebiasaan mengajar ketika tatap muka dimana saya selalu menstimulus siswa dengan beberapa gambar dan video. Saya pun mencoba mengaplikasikannya ke dalam Whatsapp untuk Synchronous teaching.
Perencanaan sangatlah penting. Dalam persiapan mengajar, saya mencari beberapa gambar sesuai tema yang akan diangkat. Jumlah gambar yang disediakan disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Setiap satu gambar saya alokasikan untuk 5 siswa. Tidak lupa juga untuk memberikan no di setiap gambar. Gambar 1 diberikan untuk siswa dengan no absen 1-5, gambar 2 untuk siswa no absen 6-10, begitupun dengan gambar berikutnya. Selanjutnya, membuat beberapa pertanyaan. Mulai dari pertanyaan yang tingkat berpikirnya rendah sampai level berpikir tingkat tinggi. Semua siswa akan menerima pertanyaan yang sama tapi dengan gambar yang berbeda. Ini saya lakukan untuk menghindari jawaban yang sama dari siswa. Setelah itu, memberikan instruksi yang jelas dan terperinci sangatlah penting untuk menghindari kebingungan siswa. Hal lain yang harus diperhatikan adalah format menjawab. Format harus disamakan untuk mempermudah guru mengidentifikasi identitas siswa. Siswa harus menjawab diawali dengan menyebutkan No Absen_Nama lengkap_No Gambar (dalam tulisan tebal). Cara lain yang saya lakukan yaitu meminta siswa menuliskan no absen dan nama lengkap di profil Whatsapp mereka. Lebih lanjut lagi, berikan waktu yang jelas berapa lama durasi yang mereka miliki untuk merespon pertanyaan.
Aplikasi kedua yaitu Instagram untuk Asynchronous teaching. Saya membuat akun khusus untuk pembelajaran. Kemudian, semua siswa diwajibkan untuk follow akun tersebut. Aplikasi yang digandrungi oleh pengguna smartphone ini selalu memperbaharui fitur-fiturnya. Saya melihat ini sebagai peluang untuk dijadikan media pembelajaran. Hampir semua fitur yang ada bisa dimanfaatkan. Posting gambar atau video sering saya jadikan untuk diskusi bersama siswa. Ada juga quiz pilihan ganda dan pertanyaan terbuka yang diposting di story. Yang lebih menarik, kita bisa mengadakan permainan dengan Bingo template yang interaktif.
Siswa merasa senang belajar melalui Whatsapp dan Instagram. Selain karena strategi yang dikemas mengajak agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mereka juga menganggap pembelajar jadi lebih santai namun berarti.
Pengalaman mengajar dengan Whatsapp dan Instagram ini menggambarkan bahwa aplikasi yang lumrah sekalipun ketika kita kemas dengan apik maka pembelajaran akan tetap menarik. Yang terpenting bukan aplikasinya tapi strategi yang dijalankan harus disiapkan dengan matang, instruksi yang diberikan mesti rinci dan waktu yang dikelola harus jelas.
51