Page 67 - Semangat Berbagi Semangat Menginspirasi (1)
P. 67

    Semangat Berbagi! Semangat Menginspirasi!
Model Pembelajaran Kolaboratif di Masa Pandemi
Oleh : Dr. Heni Maryani, M.Pd - SDN Cingambul II, Kab. Majalengka, Jawa Barat
Wabah covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia memberikan dampak perubahan terhadap sistem pembelajaran di dunia pendidikan. Pembelajaran yang biasa dilakukan tatap muka harus dilakukan melalui sistem daring untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
Perubahan pola mengajar ini membuat pendidik mencari alternatif lain untuk bisa tetap memberikan pelayanan terbaik kepada siswa-siswinya. Misalnya dengan menggunakan berbagai tools pembelajaran yang tersedia. Tak dipungkiri keberadaan tools ini memudahkan guru untuk mengajar meskipun guru dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas diri dalam penguasaan teknologi.
Saya adalah seorang guru sekolah dasar yang bertugas di daerah. Awal masa pandemi merupakan masa terberat dalam mengajar. Bukan hanya dirasakan oleh saya sebagai guru tetapi juga oleh siswa dan orang tuanya. Sebagai guru yang mengajar di kelas satu sekolah dasar menggunakan berbagai tools pembelajaran daring merupakan keniscayaan.
Ada beberapa hal yang tidak memungkinkan saya mengajar dengan menggunakan media pembelajaran daring selain Whatsapp. Itupun berbagai keluhan muncul karena tidak semua anak memiliki gawai sendiri atau bahkan orang tuanya tidak memiliki gawai dengan fitur Whatsapp sekalipun. Sehingga pada awal pembelajaran hanya beberapa siswa yang bisa mengikuti pembelajaran. Apalagi tidak semua siswa di kelas satu sudah lancar membaca. Beberapa tahun mengajar di kelas satu pasti saja menemukan anak yang belum bisa membaca karena ada yang memang tidak pernah duduk di bangku TK. Sehingga belajar di kelas satu adalah pengalaman yang benar-benar baru.
Menyikapi hal ini, maka kami di sekolah menyiasati hal tersebut dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. Dan kami sebagai gurunya berkeliling ke tiap kelompok di tempat yang sudah ditunjukkan. Karena pertemuan tatap muka juga sangat terbatas, maka saya menerapkan model pembelajaran kolaboratif dengan orang tua. Di sekolah diajarkan poin penting dari sebuah materi, kemudian diberikan contoh-contohnya dan selanjutnya dikembangkan lagi di rumah dengan orang tua. Hasil pembelajaran kolaboratif ini dilaporkan di grup kelas berupa foto-foto kegiatan. Untuk hasil pengerjaan siswa diperiksa langsung di pertemuan berikutnya untuk mencegah penuhnya memori gawai.
Bagaimana jika orang tua belum paham? Saya selaku wali kelas mengadakan pertemuan khusus parenting class setiap minggu untuk memberikan pemahaman tentang pembelajaran yang akan dilakukan sekaligus memantau langsung perkembangan belajar anak-anaknya di rumah. Saat pertemuan itu didiskusikan apa kendala yang dihadapi oleh orang tua dan siswa sekaligus memberikan solusi dari setiap permasalahan yang muncul.
Bagaimana hasil dari pembelajaran kolaboratif ini? Ternyata setelah ditelaah, kemajuan belajar peserta didik sangat baik bila dibandingkan dengan ketika pembelajaran full daring. Bonding antara guru dengan siswa dan orang tua pun sangat terasa sekali. Sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab untuk terus mendampingi anak-anak belajar di masa pandemi. Jika dulu ketika tatap muka full orang tua sering memasrahkan belajar anak-anaknya total kepada sekolah, maka ketika pandemi orang tua semakin sadar bahwa mendampingi anak belajar merupakan kewajiban orang tua juga. Orang tua juga memahami bahwa tugas guru di sekolah bukanlah pekerjaan mudah. Guru pun memiliki rasa keterikatan dengan murid, karena selama masa pandemi nyaris tak pernah bertatap muka. Sehingga timbul rasa rindu mengajar di depan kelas.
  59
























































































   65   66   67   68   69