Page 66 - E-MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK SMA/MA
P. 66
1). Limbah B3 dari kegiatan industri berupa senyawa kimia yang terlepas ke
lingkungan yang terjadi pada waktu pengadaan, pengangkutan, penyimpanan,
ataupun penggunaan bahan-bahan dalam industri. contohnya, industri pupuk
yang menghasilkan limbah amonia.
2). Limbah B3 dari kegiatan rumah sakit berupa limbah radioaktif, limbah
patologis (sisa-sisa jaringan, organ, plasenta, darah, dan cairan tubuh), limbah
kimiawi (sisa zat untuk disenfeksi), limbah farmasi (obat-obatan kadaluwarsa),
benda-benda tajam (jarum suntik bekas, pisau, dan gunting) yang
terkontaminasi oleh kuman penyakit, dan limbah yang berpotensi menularkan
penyakit.
3). Limbah B3 dari kegiatan rumah tangga berupa sisa-sisa obat kadaluwarsa,
pemutih, detergen, sampo, kemper, baterai bekas, aerosol, racun tikus, dan
pembasmi nyamuk.
4). Limbah B3 dari kegiatan pertanian berupa insektisida dan pupuk.
Setiap orang yang melaukan usaha atau kegiatan yang menggunakan serta
mengahasilkan limbah B3 memiliki kewajiban mengelola limbah, yaitu sebagi
berikut :
1. Melakukan reduksi, mengolah, dan menimbun limbah B3
2. Apabila hasil pengelolaan limbah menghasilkan limbah yang bermanfaat,
limbah tersebut dapat dimanfaatkan sendiri atau diserahkan ke pihak
pemanfaat limbah B3
3. Mengelola limbah B3 sesuai dengan teknologi yang ada, dan jika tidak
mampu, limbah B3 diekspor ke negara lain yang memiliki teknologi
tersebut.
4. Memilki izin pengelolaan limbah B3 sesuai dengan jenis pengelolaannya.
5. Menyimpan limbah B3 paling lama 90 hari bagi limbah yang volumenya
kurang dari 50 Kg perhari. Penyimpanan ini dilakukan setelah pemilik
industri mendapat persetujuan dari Bapedal (Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan) (Irnaningtyas dan Sagita, 2021).
58