Page 12 - E-Modul SKI Kelas VIII
P. 12
4. Fase Keempat Daulah Abbasiyah
Fase Keempat Daulah Abbasiyah dikenal sebagai masa pengaruh Turki
kedua (447–590 H / 1055–1194 M), karena pada periode ini kekuasaan
politik Daulah Abbasiyah berada di bawah dominasi Dinasti Seljuk,
sebuah kekuatan militer dan politik yang menganut paham Sunni.
Meskipun secara formal jabatan khalifah tetap dipegang oleh keturunan
Abbasiyah, namun peran mereka lebih bersifat simbolis dan seremonial.
Kekuatan pemerintahan nyata berada di tangan para sultan Seljuk yang
bertindak sebagai pelindung khalifah
Dinasti Seljuk memberikan dukungan penuh kepada kekhalifahan
Abbasiyah dari sisi keagamaan. Mereka menjadikan Sunni sebagai
ideologi resmi negara dan berusaha menghapus pengaruh Syiah yang
sebelumnya cukup kuat di pemerintahan, terutama pada masa pengaruh
Bani Buwayh. Para penguasa Seljuk membangun legitimasi kekuasaannya
dengan mengukuhkan kembali otoritas khalifah Sunni di tengah
masyarakat Islam. Masa ini ditandai oleh stabilitas politik yang cukup
terjaga di berbagai wilayah kekuasaan Islam, terutama di wilayah timur
dunia Islam. Salah satu dampak positif dari kestabilan ini adalah
berkembangnya kehidupan intelektual dan pendidikan. Lembaga-lembaga
pendidikan Islam seperti madrasah Nizamiyah yang didirikan oleh Wazir
Nizam al-Mulk menjadi pusat pengajaran ilmu-ilmu agama dan rasional
seperti fiqh, hadis, tafsir, logika, filsafat, hingga matematika.
Selain itu, masa ini juga menyaksikan kebangkitan kembali mazhab
Sunni, khususnya mazhab Syafi’i dan Hanafi. Para ulama besar seperti
Imam al-Ghazali muncul pada masa ini dan memberikan kontribusi besar
dalam memperkuat fondasi teologi dan pemikiran Sunni. Dengan
demikian, fase keempat ini merupakan periode penting dalam konsolidasi
kekuatan politik dan intelektual Islam, serta memperlihatkan sinergi
antara kekuasaan militer Dinasti Seljuk dengan kekuasaan spiritual
Daulah Abbasiyah.