Page 13 - E-Modul SKI Kelas VIII
P. 13
5. Fase Kelima Daulah Abbasiyah
Khalifah kembali memerintah tanpa pengaruh dinasti luar, namun
hanya berkuasa di Baghdad dan sekitarnya (590 - 656 H). Kekuasaan
khalifah bersifat terbatas dan simbolik. Periode ini berakhir dengan
serangan Mongol yang menghancurkan Baghdad dan mengakhiri
kekhalifahan secara politik (Badri Yatim, 2010: 49).
Berdirinya kekhalifahan ini tidak terlepas dari peran besar beberapa tokoh
dari keluarga Abbasiyah yang memimpin gerakan sejak awal. Tokoh-tokoh
ini berperan dalam bidang ideologi, strategi, dan pemerintahan awal. Berikut
adalah empat khalifah penting yang terlibat dalam proses pembentukan
Daulah Abbasiyah:
1. Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas
Merupakan tokoh awal penggerak dakwah rahasia Abbasiyah. Ia
adalah cicit dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad
saw. Membangun jaringan politik di berbagai wilayah, terutama di
Khurasan. Gagasannya menjadi dasar gerakan yang menjatuhkan
kekuasaan Bani Umayyah (Subchi, 2015: 123).
2. Ibrahim al-Imam
Putra dari Muhammad bin Ali yang melanjutkan kepemimpinan
gerakan. Dikenal sebagai pemikir strategi dan tokoh spiritual bagi
pendukung Abbasiyah. Dibunuh oleh penguasa Umayyah sebelum
berhasil naik takhta.
3. Abu al-‘Abbas as-Saffah
Khalifah pertama Daulah Abbasiyah. Dikenal dengan julukan “as-
Saffah” yang berarti penumpah darah. Mengalahkan Dinasti Umayyah
dalam Pertempuran Zab. Mengumumkan berdirinya Daulah Abbasiyah
dan memindahkan pusat kekuasaan ke Kufah.
4. Abu Ja’far al-Mansur
Adik dari Abu al-‘Abbas yang menjadi khalifah kedua Abbasiyah.
Mengokohkan fondasi pemerintahan Abbasiyah. Mendirikan kota
Baghdad sebagai pusat kekhalifahan. Mengembangkan sistem
administrasi dan memperkuat kekuasaan dinasti.