Page 10 - Renungan El-Bethel Desember 2021
P. 10
J
I
B
I
W
A
KAN
A
L
AN
O
M
B
D
R
PERLOMBAAN YANG DIWAJIBKAN
P
E
G
AN
Y
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan
dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
Ibrani 12:1
Bacaan : Ibrani 12:1-2
etika kita berjalan sebagai seorang Kristen, perjalanan iman kita tidak selamanya mulus. Terkadang
ik
e
t
a
kita melewati banyak lembah dan gunung kehidupan. Ada bait lagu rohani yang berbunyi “Tuhan
K Ktak pernah janji jalan selalu rata. Tetapi Dia berjanji berikan kekuatan”, yang artinya perjalanan
kekristenan tidak mungkin tanpa hambatan. Namun di sisi lain, Tuhan tetap beserta kita.
Dalam tulisannya di Kitab Ibrani, Paulus mengibaratkan perjalanan kekristenan seperti perlombaan.
Pertobatan (menanggalkan semua beban dan dosa) dan penerimaan Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat bagi kehidupan seseorang menandai dimulainya sebuah perjalanan kekristenan atau perlombaan
iman. Bahkan, Paulus memberi istilah “perlombaan yang diwajibkan”, artinya mau tidak mau, suka tidak
suka, sebetulnya if we walk with Christ, we have to be on the race, we have to take the battle! Lalu, apa
sebetulnya perlombaan yang diwajibkan itu?
Paulus dalam tulisannya untuk jemaat di Filipi menerangkan bahwa perlombaan yang diwajibkan
itu adalah perlombaan yang mengarahkannya pada sebuah hadiah yang mulia, yaitu panggilan yang
sorgawi dari Allah. “..aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus.” - Filipi 3:13b-14
Artinya, perlombaan iman ini bukan hanya soal bertahan melawan dosa, namun tentang
mempertahankan kebenaran, mencari kehendak Tuhan, menyerahkan hidup, memperjuangkan
panggilan, hingga memperoleh perkenanan Tuhan. Secara nyata, perlombaan ini juga dapat kita temui
di sekolah, kampus, tempat kerja, terlebih ketika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kebenaran
Firman Tuhan. Apakah kita tetap akan berjalan seturut kehendakNya? Apakah kita tidak tergoda untuk
ikut arus dunia?
Kita dapat melihat contoh nyata dalam hidup seorang Paulus sendiri. Selepas dia bertobat, seperti
tidak ada ruang lagi baginya bahkan mempedulikan hidupnya sendiri. Dia mengarahkan diri kepada
Allah, meninggalkan kenyamanannya, dan berlomba dengan baik sampai akhir hidupnya.
Sebagai seorang Kristen tentu ada kalanya kita kelelahan di tengah perlombaan, kehilangan harapan,
hingga putus asa. Paulus pun pernah mewanti-wanti jemaat Galatia soal hal ini.
“Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak
menuruti kebenaran lagi? Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil
kamu. Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.” – Galatia 5:7-9
Di setiap perlombaan, tentu selalu ada “lawan”. Dalam firman Tuhan, “lawan” kita si iblis datang dalam
wujud yang bermacam-macam. Bisa jadi itu keinginan daging dan hawa nafsu, konsep kebenaran yang
keliru, pergaulan dan komunitas yang tidak membangun, dan lainnya. Namun Tuhan tidak membiarkan
kita berlomba tanpa memperlengkapi kita dengan kekuatan dariNya. Kekuatan itu ada di dalam keintiman
kita di dalam Tuhan. Apabila kita senantiasa menjaga relasi kita dengan Tuhan, memperkuat manusia RABU
roh, dan mengasah iman kita, maka dalam setiap perlombaan pun kita akan tetap berpengharapan di
dalam Tuhan.
RABU
Maka dari itu, tetaplah setia melewati perlombaan imanmu! Don’t give up and don’t lose hope!
Perenungan:
Apakah kita masih setia untuk mengikuti pertandingan iman kita? Atau kita memilih untuk menyerah? 08 DESEMBER 2021
Doa:
“Tuhan tolong kami untuk mengikuti pertandingan iman di dalam-Mu dengan tekun dan setia. Ajari
kami melihat penyertaan-Mu sehingga kami bertahan sampai akhir pertandingan. Amin.”
(Alfanisa)