Page 5 - PAH 7.2
P. 5

Pandangan filsafat Wedanta terhadap ̄tm̄n dibagi menjadi 3 kelompok
                    utama sebagai berikut.


                    1.  Adwaita Wedanta
                    Pandangan Adwaita Wedanta, memahami ̄tm̄n sebagai Hyang Widhi Wasa

                    seutuhnya, sehingga ̄tm̄n memiliki sifat yang sama dengan Hyang Widhi
                    Wasa. Sifat-sifat itu adalah sama berada di mana-mana, tanpa terikat ruang

                    dan waktu,  maha  mengetahui,  tidak  berbuat,  dan tidak  menikmati.  ̄tm̄n
                    ya  meresap  seluruh  makhluk  hidup  pada  dasarnya  memilik  sifat  ya

                    sama dengan Hyang Widhi Wasa.


                    2.  Wisistadwaita Wedanta
                    Wisistadwaita Wedanta, memahami ̄tm̄n sebagai bagian dari Hyang Widhi
                    Wasa.  seumpama   sebiji buah  delima,  buah  delima  merupakan Brahman,
                    sedangkan biji-bijinya merupakan ̄tm̄n. ̄tm̄n yang menghidupi manusia
                    disebut jiw̄tm̄n. Jiwatman yang terdapat dalam diri benar-benar terlihat

                    bersifat pribadi dan berbeda dengan Brahman. Sesungguhnya jiw̄tm̄n ada
                    pada Hyang Widhi Wasa dan tidak pernah di luar Hyang Widhi Wasa. Akan

                    tetapi, meskipun demikian mereka menikmati keberadaan pribadi dan akan
                    tetap merupakan sesuatu kepribadian selamanya


                    3.  Dwaita Wedanta
                    Dwaita  wedanta  memahami bahwa        ̄tm̄n  berjumlah   sangat  banyak.
                    ̄tm̄n  yang satu berbeda dengan ̄tm̄n yang lain. Setiap ̄tm̄n memiliki
                    pengalaman, cacat, dan sengsaranya sendiri. ̄tm̄n yang kekal dan penuh

                    kebahagiaan.  Oleh  karena  ̄tm̄n  berada  dalam   badan manusia,   ̄tm̄n
                    mengalam  penderitaa  da  kelahira  ya  berulang-ulang.  Selama

                    ̄tm̄n  terbelenggu  sifat  keduniawian,  ̄tm̄n  akan tersesat dalam samsara,
                    mengembara dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya.













                                                            Bab 2 ̄tm̄n Sebagai Sumber Hidup | 35
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10