Page 10 - PAH 7.2
P. 10
1. Hubungan ̄tm̄n dengan Sthula Sarira.
Seperti kalian ketahui bahwa sthula sarira adalah badan kasar atau raga
manusia yang dihu oleh ̄tm̄n. Perpaduan ̄tm̄n dengan raga manusia
menyebabkan manusia dapat hidup. Perpaduan ini disebut jiwaraga, atau
namarupa. Jiw̄tm̄n disebut dengan “nama” dan raga disebut “rupa”.
Jiw̄tm̄nlah yang memiliki nama, maka yang mati bukanlah ̄tm̄n
(nama), melainkan raga (rupa) karena ditinggalkan oleh ̄tm̄n nya. Hal
ini dikarenakan ̄tm̄n itu bersifat kekal. Apabila ada salah satu organ dari
alam pikiran atau badan yang rusak, walaupun ada ̄tm̄n, maka mahluk
itu tidak akan bisa hidup dengan semestinya. ̄tm̄n, pikiran, dan badan
(tri sarira) merupakan kesatuan yang memiliki hubungan yang erat secara
timbal balik. Hubungan inilah yang berbeda-beda pada setiap mahluk,
sehingga memiliki karakteristiknya masing-masing.
Badan manusia yang disebut dengan sthula sarira terbentuk dari unsur-
unsur Panca Mahabhuta. Panca Mahabhuta terdiri atas pertiwi, apah, teja,
bayu, da akasa. Kelima unsur inilah ya membentuk bhuana agung dan
bhuana alit.
• Pertiwi (Zat Padat)
Pertiwi adalah unsur padat zat yang ada pada alam semesta (bhuana agung),
seperti tanah, batu, kerikil, dan lain-lain. Sedangkan pada manusia, pertiwi
ada pada bagian kulit, daging, tulang rambut, kuku, gigi manusia, dan lain
sebagainya.
• Apah (Zat Cair)
Apah adalah benda cair yang terdapat di alam semesta seperti air. Sedangkan
apah pada manusia berada pada zat cair seperti darah, keringat, air liur, dan
sebagainya.
• Teja (Zat Panas)
Teja atau api adalah segala bentuk panas yang terdapat pada alam semesta
(bhuana agung), seperti panas matahari, api dan lain sebagainya. Sedangkan
pada tubuh manusia (bhuana alit) seperti suhu badan, panas badan.
40 | Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII