Page 102 - E-Modul FLIP BOOK
P. 102

 2 r          2 r
                                         
                                                     
                                     
                                       m
                                W   ( a    ) d r    m  a  r d 
                                                                          (Pers.5.8)
                                     1 r            1 r
                             
                  Tetapi  a   v d / dt  dan kita dapat tuliskan
                                                
                                d v          r d    
                          a   r d     r d   d v     d v  v
                                  dt            dt
                                                                       
                                                                            2
                  ingat bahwa perkalian scalar dua vector yang sama yaitu  v  v   v . Kalau kita differensialkan
                  terhadap waktu kedua sisi, maka

                                             
                                 d  v (  ) 2    d  v (   v)
                                  dt       dt

                               d( v  v)  dv      dv       dv
                                            v  v    2 v 
                                 dt      dt         dt        dt

                                               
                                    2
                                 d( v )   2 v   d v
                                          
                                   dt        dt
                                       1
                                 a   r d   d (v 2 )                       (Pers.5.9)
                                         2

                  Substitusi persamaan (5.9) ke dalam persamaan (5.8) kemudian mengganti batas integral posisi

                  dari   r1    sampai  r2  menjadi batas integral laju dari v1 sampai v2 diperoleh rumus usaha oleh
                  gaya menjadi


                                        2 v  1     1
                                                        2
                                 W   m   d (v 2 )   m (v  v 1 2 )
                                                        2
                                        1 v  2     2

                                      = Ek2 – Ek1

                  Yang persis seperti persamaan (5.7)

                         Seringkali  gaya  yang  bekerja  pada  benda  sulit  ditentukan.  Lalu  bagaimana  bisa

                  menentukan kerja yang dilakukan gaya tersebut? Caranya adalah dengan mengukur berapa energi
                  kinetik awal dan akhir benda. Selisih energi kinetik tersebut (energi kinetik akhir kurang energi

                  kinetik awal) merupakan usaha yang dilakukan gaya.



                  Contoh 5.4






                                                           95
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107