Page 9 - Microsoft Word - 0e40-7bf8-cb70-d3dd
P. 9
PABU Pencatatan Berbasis Akrual
Akuntansi menggunakan basis akrual (accrual basic) dalam pengakuan biaya dan pendapatan, bukan
menggunakan basis kas (cash basic). Basis akrual mengakui biaya dan pendapatan ketika terjadi
transaksi yang terkait dengan biaya dan pendapatan tersebut dimana keterjadiannya (occurrence) tidak
selalu bersamaan dengan transaksi penerimaan atau pembayaran kasnya. Jika perusahaan mencatat
transaksi berbasis kas maka biaya dan pendapatan diakui ketika terjadi transaksi penerimaan atau
pembayaran kas.
Berikut adalah ilustrasi yang menjelaskan mengapa akuntansi menggunakan basis akrual bukan basis
kas.
PT. Warni melakukan pekerjaan pengecatan gedung. Selama bulan pertama PT. Warni membayar tunai
pembelian cat dan bahan pendukungnya senilai Rp10.000.000,- dan membayar gaji karywan senilai
Rp5.000.000,-. Pada akhir bulan pertama tersebut PT. Warni mengirimkan tagihan senilai Rp20.000.000,-
atas pekerjaan pengecatan gedung tersebut. Tagihan tersebut dilunasi oleh pemilik gedung pada
pertengahan bulan kedua. Laporan Laba Rugi PT. Warni pada akhir bulan pertama dan bulan kedua
menggunakan masing-masing metode pencatatan dapat diamati sebagai berikut:
Periode & Deskripsi Singkat Basis Akrual Basis Kas
Bulan Pertama Rupiah Rupiah
Pendapatan 20.000.000,- 0
Biaya (15.000.000,-) (15.000.000,-)
Laba/Rugi Laba 5.000.000,- Rugi 15.000.000,-
Bulan Kedua Rupiah Rupiah
Pendapatan 0 20.000.000,-
Biaya 0 0
Laba/Rugi 0 20.000.000,-
Mengikuti PABU, yaitu menggunakan pencatatan berbasis akrual, PT. Warni mengakui laba
Rp5.000.000,- pada bulan pertama dan tidak mengakui laba/rugi pada bulan kedua. Laporan laba rugi
berbasis akrual ini mencerminkan keadaan yang sebenarnya, yaitu PT. warni bekerja pada bulan
pertama. Jika PT. Warni menggunakan basis kas maka perusahaan justru mengakui rugi Rp15.000.000,-
pada bulan pertama, dan mengakui laba Rp20.000.000,- pada bulan kedua. Meskipun total laba yang
diperoleh pada akhirnya adalah sama Rp5.000.000,- tetapi laporan laba rugi dari hasil pencatatan
berbasis kas ini dapat memunculkan interpretasi yang menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan.
Mencermati ilustrasi tersebut adalah logis bahwa pencatatan berbasis akrual lebih menggambarkan
kinerja perusahaan secara lebih baik dibanding pencatatan berbasis kas.
Prinsip pencatatan berbasis akrual juga berlaku untuk transaksi yang melibatkan pembayaran dimuka
pembayran dimuka biaya atau penerimaan dimuka pendapatan. Contoh, perusahaan membayar dimuka
biaya asuransi Rp1.200.000,- untuk 1 tahun mulai dari 1 Oktober 2017 sampai dengan 30 September
2018. Pada saat terjadinya transaksi pembayaran dimuka tersebut, 1 Oktober 2017, perusahaan
mengakui pembayaran tersebut sebagai aset. Mendasarkan diri pada pencatatan berbasis akrual, pada
tanggal 31 Desember 2017 perusahaan harus mengakui sebagian aset tersebut sebagai biaya asuransi