Page 143 - FIKIH MA KELAS XI
P. 143
Perempuan yang bukan berstatus sebagai istri orang.
Perempuan yang tidak dalam masa iddah.
Perempuan yang belum dipinang orang lain.
Rasulullah Saw. bersabda:
َ َ َ ََ َََ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
لَر َّ جلعلىخطبةأخيه،حتى يتركلاخاطبقبلهأ ويأذنلهلاخاطب ول يخط ب
َ َ َ َ َ َ
Artinya: “Janganlah salah seorang diantara kamu meminang atas pinangan
saudaranya, kecuali peminang sebelumnya meninggalkan pinangan itu atau
memberikan ijin kepadanya" (HR. Al-Bukhari dan al-Nasa'i)
Tiga kelompok wanita di atas boleh dipinang, baik secara terang-terangan
atau sindiran.
3. Melihat calon istri atau suami
Melihat perempuan yang akan dinikahi disunnahkan oleh agama. Karena
meminang calon istri merupakan pendahuluan pernikahan. Sedangkan melihatnya
adalah gambaran awal untuk mengetahui penampilan dan kecantikannya, sehingga
pada akhirnya akan terwujud keluarga yang bahagia.
Beberapa pendapat tentang batas kebolehan melihat seorang perempuan
yang akan dipinang, diantaranya:
Jumhur ulama berpendapat boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan,
karena dengan demikian akan dapat diketahui kehalusan tubuh dan
kecantikannya.
Abu Dawud berpendapat boleh melihat seluruh tubuh.
Imam Abu Hanifah membolehkan melihat dua telapak kaki, muka dan telapak
tangan.
Terdapat sebuah riwayat bahwa Mughirah bin Syu’ban telah
meminang seorang perempuan, kemudian Rasulullah bertanya kepadanya,
apakah engkau telah melihatnya? Mughirah berkata “Belum”. Rasulullah
bersabda:
َ َ َ َ َ َ َ َ َ
َ َ َ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
اذهب فانظ رلإيها، فإنهأحرىأن يؤدم بينكما فقلا له لانبي صلى لاله عليه وسلم
َ َ َ
FIKIH MA PEMINATAN IPA, IPS, BAHASA & MA KEJURUAN KELAS XI 99