Page 154 - FIKIH MA KELAS XI
P. 154
beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-
laki musyrik meskipun dia menarik hatimu." (Qs. Al-Baqarah [2]: 221)
Ayat di atas menjelaskan tentang tinjauan sekufu dari segi agama.
Yang menjadi standar disini adalah keimanan. Ketika seorang yang beriman
menikah dengan orang yang tidak beriman, maka pernikahan keduanya
tidak dianggap sekufu.
Kufu’ dilihat dari segi iffah
Maksud dari ‘iffah adalah terpelihara dari segala sesuatu yang
diharamkan dalam pergaulan. Maka, tidak dianggap sekufu ketika orang
yang baik dan menjaga diri dengan baik menikah dengan seseorang yang
melacurkan dirinya, walaupun mereka berdua seagama.
Allah Swt berfirman :
َََ
َ َ َ ََ َ َ َ َ َ ََ ََ َ ََ ََ َ ََ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِۖ ولَزانيةَ ل ينكحهالَ لَزانيَ ل ينكحلَ َ َ
َاناومشرك وح رمذلكعلى انيةاومشركةَ ز َ ز َ
َ
َ َ َ َ َ َ َ َ
ََ َ َ
َ
َ لامؤم نين
Artinya: "Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan,
atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah
kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang
demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin. (QS. An-Nur [24] : 3)
E. SYARAT DAN RUKUN NIKAH
1. Pengertian
Rukun nikah adalah unsur pokok yang harus dipenuhi, hingga
pernikahan menjadi sah.
2. Rukun dan syarat nikah
Adapun rukun dan syarat nikah, berikut penjelasan singkatnya:
Calon suami, syaratnya :
Beragama Islam
Benar-benar seorang laki-laki
Menikah bukan karena dasar paksaan