Page 100 - Tesis Musdaliva
P. 100
82
laki-laki. Perempuan hanya terlibat untuk membantu pekerjaan suaminya
pada saat tertentu dan tidak menjadi aktifitas yang utama meskipun
aktifitas tersebut seringkali mereka lakukan. Aktivitas tersebut dilakukan
pada saat tidak ada yang membantu. Pada saat kegiatan mengerjakan
persiapan lahan (sawah) ada yang membantu maka perempuan tidak ikut
terlibat. Kegiatan membajak menggunakan traktor juga jarang dilakukan
oleh perempuan karena kegiatan ini menjadi pekerjaan laki-laki.
Berdasarkan pengakuan dari informan IT dan TP diatas bahwa mereka
juga terkadang membantu suaminya mentraktor dan memindahkan traktor
di sawah. Akan tetapi, kegiatan tersebut hanya mereka kerjakan saat tidak
ada yang bisa membantu atau suaminya sakit dan di sawah yang realtif
dekat dari rumahnya. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan juga
menunjukkan bahwa persiapan lahan tidak selamanya dikerjakan sendiri
oleh keluarga petani, tetapi terkadang menggunakan jasa petani lain untuk
mengerjakan sawahnya khususnya untuk tahap persiapan lahan. Jadi
pada tahap persiapan lahan kontribusi perempuan tidak terlalu sinifikan
karena kegiatan yang biasanya mereka lakukan selain membawa bekal
pada umumnya dikerjakan/pekerjaan laki-laki.
Pada tahap pembibitan, perempuan juga ikut terlibat. Hal ini
diperkuat oleh pernyatan-pernyataan informan sebagai berikut:
“pada tahap pembibitan, saya yang membeli bibit, saya juga yang
merendam kemudian menyemainya (mangngofong), mencabut bibit
yang akan ditanam, membawa bibit yang telah dicabut ke sawah dan
menebarnya untuk memudahkan suami saya pada saat akan
ditanam”. (wawancara dengan RN pada Mei 2016).