Page 110 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 110

Berkaitan  dengan  logika  developmentalisme,  pembentukan
           dan  perkembangannya  sering kali  diawasi secara  ketat  oleh
           negara.  Praktiknya,  koperasi-koperasi petani  dibentuk  sebagai
           penghubung  dalam  integrasi vertikal  pertanian yang dikelola
           negara.  Negara  dan  kapital  berperan  dalam  menentukan
           struktur koperasi  tersebut, pasarnya, komoditasnya, bahkan
           jenis perbankan yang digunakan. Artinya, koperasi petani kecil
           atau  jenis asosiasi  petani  lainnya  dibentuk  untuk  kepentingan
                                              117
           mengontrol  produksi petani  kecil.   Ini  merupakan  efek  dari
           akumulasi  primitif  di  mana  pasar kapitalis  tidak akan pernah
           bersifat adil dan netral, sebab pasar kapitalis berlangsung dalam
           kondisi penuh pemaksaan, penindasan dan eksploitasi akut. Ia,
           akumulasi  primitif, merupakan  proses  historikal  penceraian
           produsen  dari  alat-alat  produksi–suatu proses  alienasi rakyat
                                                                        118
           dari tanahnya  yang  merupakan  sumber penghidupannya.
           Dalam kondisi politik ekonomi inilah proses kapitalisasi masuk
           ke Senama Nenek yang dibantu dengan mulus oleh negara–negara
           bahkan menjadi tokoh utama dibalik kapitalisasi tersebut.
               Berawal  dari proyek  pengembangan  unit  Perusahaan
           Perkebunan Negara (PPN) di Sumatera Utara, yang merupakan
           perusahaan milik negara hasil nasionalisasi tahun 1958, dilakukan
           perluasan  dengan membuka cabang  di  daerah Riau. Sebagai
           bagian dari paket proyek pengembangan PPN maka diterbitkanlah
           secara sepihak oleh negara instrumen-intrumen hukum atas lahan




           116   Henry Bernstein, “Land Reform: Taking a Long(er) View,” Journal of Agrarian Change, Vol.
              2, No. 4, 2002, p. 443.
           117   Ibid.
           118   Didimus Dedi Dhosa, “Akumulasi Kapital, Penghancuran Gerakan Kiri, dan Kemiskinan di
              Nusa Tenggara Timur,” Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 4, No. 2, 2017, hlm. 22.



                                           Transformasi Agraria di Senama Nenek  75
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115