Page 23 - Tabloid Edisi 3
P. 23
Kinasih tentu mendengar gumaman itu, namun dia
hanya diam. Kinasih telah merencanakan sesuatu.
Zora, yang sedari tadi hanya menyimak sontak
menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan perilaku
Kinasih. Tiba-tiba, dia teringat akan perkataan Kinasih
tempo hari. Memutuskan untuk ikut mengangkat
tangannya. “Aku setuju dengan Kina, kita angkat tema
itu saja. Hitung-hitung memberi edukasi pada murid
lain, kan?”
Murid lain tidak menyangka Zora akan menerima usul
Kinasih begitu saja. Apa yang sedang terjadi? Padahal
sebelumnya Zora lah yang paling enggan untuk
berinteraksi dengan Kinasih. Sabiru dan Diva bahkan
melirik satu sama lain dan terdiam.
Radit yang sudah pusing dengan keributan kelasnya
pun tanpa pikir panjang menyetujui usul Kinasih. Yah,
setidaknya mereka semua berhenti mengoceh. “Lalu
bagaimana naskahnya? Kau bisa membuatnya sendiri
kan? Waktunya tak banyak, ku harap kau tak akan
mengecewakan.” ucap Radit.
“Tenang, serahkan saja naskahnya padaku.” ucap
Kinasih percaya diri.
Tanpa Radit duga, Kinasih menyelesaikan naskah
tersebut hanya dalam kurun waktu satu hari. Radit
yang menerima lembaran kertas berisi naskah itu
hanya menatap Kinasih dengan ngeri.
‘Niat sekali dia.’ batin Radit.
23

