Page 16 - Perencanaan Hutan_Clear
P. 16
b. Prinsip integrasi dan sinergi. Rencana pengelolaan hutan
yang disusun mampu mengitegrasikan dan mensinergikan
prinsipprinsip pengelolaan daerah aliran sungai. (DAS) serta
pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota.
c. Prinsip konsultatif. Untuk meningkatkan validitas hasilnya,
proses penyusunan rencana pengelolaan hutan dilakukan
dengan memaksimumkan konsultasi kepada para pihak yang
relevan.
d. Prinsip otonom. KPH menyusun dan mengesahkan rencana
pengelolaan hutan dan bertanggung gugat sepenuhnnya
terhadap semua konsekuensi yang timbul dari hasil
perencanaan tersebut.
e. Prinsip obyektivitas informasi. Setiap tahapan dan komponen
perencanaan didasarkan atas informasi yang diperoleh dan
dikelola dengan cara yang paling obyektif.
f. Prinsip keterlaksanaan. Hanya alternatif rencana yang
mampu dilaksanakan saja yang dimuat di dalam rencana
pengelolaan hutan.
g. Prinsip precautionary (kewaspadaan dan pencegahan
resiko). Menghindari rencana atau menambahkan rencana
perlindungan dan konservasi pada perlakuan manajemen
yang dipandang beresiko tinggi terhadap aspek sosial dan
lingkungan.
h. Prinsip pembelajaran dan pengendalian. Pengelolaan
informasi dilanjutkan mengikuti proses pelaksanaan
pengelolaan sebagai bahan peningkatan pembelajaran yang
dipergunakan dalam peningkatan kualitas pengelolaan dan
perbaikan/koreksi rencana pengelolaan.
6 Perencanaan Hutan

