Page 45 - E-BIOSTORIETTE STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
P. 45
ibu Meri yang terlihat sangat perhatian dengan sifat keibuaannya, ternyata sudah
pernah menikah dan meninggalkan anak-anaknya hidup di rumah tanpa
pengawasan darinya. Aku kesal, kecewa, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Lebih
mengesalkan lagi, ia adalah mantan istri dari pak Dewa, orang yang sudah kami
anggap sebagai keluarga sendiri. Ayah sangat merasa bersalah, terutama kepada
pak Dewa. Keluarga kami sudah lama saling mengenal, tetapi sekalipun kami tidak
tahu siapa itu ibu Meri. Ini sudah seperti berkhianat kepada seorang sahabat.
Begitupun dengan saudaraku yang lainnya, mereka sangat merasa bersalah pada
anak-anak yang ibu Meri abaikan; Pikal, Kala, Tera, Imer, dan Under. Kami bisa
membayangkan setiap malam, tubuh mereka yang masih muda, yang masih butuh
kehangatan kasih sayang orang tuanya harus kesepian menunggu kepulangan
ibunya yang tak kunjung datang untuk sekadar berdongeng atau menanyakan tugas
sekolah sebelum tidur. Aku tidak habis pikir, bagaimana ia dengan teganya rela
membohongi semua orang hanya untuk mendapatkan kebahagiaan bagi dirinya.
Aku sungguh malu dan menyesal.
Alasan itulah yang membuat kami mencari tahu lebih dalam tentang
keluarganya. Tidak disangka, ternyata anak-anaknya yang tinggal bersama mantan
suaminya kebanyakan adalah partner kerja kami. Kami baru tahu mereka tinggal
terpisah karena perceraian orang tuanya. Setelah kenyataan ini diketahui dari kedua
pihak keluarga besar. Mereka sempat kecewa. Entah siapa yang salah, Pikal dengan
tegas mengatakannya, “Seharusnya kalian tahu keadaan kami! Seharusnya kalian
mencari tahu siapa ibuku dulu! Bagaimana bisa kalian menerima seseorang
menjadi bagian keluarga tanpa tahu latar belakangnya?! Bagaimana bisa?!” lelaki
berseragam putih abu-abu itu berteriak tak terima dengan keadaan yang terjadi.
Meskipun begitu, kami sebagai keluarga organ tumbuhan mencoba
berlapang dada dan sangat berusaha keras melakukan pendekatan dengan mereka,
agar hubungan keluarga ini menjadi sehat kembali. Setiap langkah demi perbaikan
keluarga ini selalu kami lakukan dengan hati-hati, agar tidak ada yang tersakiti
dengan kenyataan hubungan keluarga yang harus terjalin secara tiba-tiba ini.
Akhirnya semuanya pun berjalan sesuai rencana. Baik dari pihak saudara kak Epid
maupun keluargaku, kita sepakat untuk saling membantu dan melapangkan semua
yang telah terjadi, kecuali Kara dan Bunga yang masih sangat kecewa dengan ibu
Meri. Di sisi lain, keluargaku sangat ingin menebus rasa bersalah kami kepada
adik-adik Epid yang telah lama ibu Meri abaikan. Kami pun menyadari bahwa
19