Page 46 - E-BIOSTORIETTE STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
P. 46

hubungan kerja sama antara kedua pihak keluarga ini tidak ada hubungannya
        dengan masalah pribadi antara ayah, pak Dewa, ataupun bu Meri. Rasa bersalah
        dan tanggung jawab kami muncul murni sebagai perasaan hati kecil dari sesama
        anak. Sejujurnya pun aku masih kecewa dengan ibu Meri, pun sama kecewanya
        seperti ayah dengannya. Rasanya sudah susah payah aku berusaha membuka hati
        dan mempercayai kehadirannya sebagai seorang ibu, tapi kepercayaan ini seperti
        sudah dihancurkan berkeping-keping. Hangus terbakar bersisa luka.
                Hidup kami sebagai keluarga organ tumbuhan, sejak dulu, saat masih bisa
        menangis seperti bayi, sudah dibagi menjadi dua julukan. Aku; Kara, Atang,
        Danu dijuluki keluarga organ vegetatif karena kami merupakan bagian penting
        dari keluarga besar tumbuhan yang ingin memiliki anak tanpa harus
        melakukan perkawinan. Ya, kami bertiga memang istimewa, selalu mampu
        bereksperimen menggunakan bagian dari diri kami secara alami ataupun
        dengan bantuan orang lain untuk menghasilkan keturunan baru. Berbeda
        dengan Bunga, Buah, Biji yang harus melalui proses perkawinan dulu untuk
        menghasilkan anak, sehingga mereka lebih dikenal dengan organ generatif.
        Salah satu, kelebihan aku dan kedua saudaraku sebagai organ vegetatif juga
        dapat membantu keluarga tumbuhan mendapatkan keturunan yang mirip
        sifatnya seperti orang tuanya lebih cepat, sehingga seringkali lebih banyak
        orang yang menggunakan jasa kami dibandingkan saudaraku lainnya; si organ
        generatif. Sama halnya dengan keluarga lainnya, meskipun kami berkumpul atau
        memiliki julukan berbeda seperti memisahkan kami menjadi dua kelompok
        keluarga, tetapi kami tetaplah satu keluarga besar organ tumbuhan yang masing-
        masing pasti memiliki kesamaan maupun perbedaan.
                Namaku memang Kara, tetapi orang seringkali memanggilku si akar

        bawah pohon. Hal ini karena aku terkenal menyukai tempat unik dan sengaja
        memilih tinggal di bawah tanah. Keluargaku lainnya sampai geleng kepala
        rasanya, melihat aku yang sibuk memilih hidup di tempat tinggal yang seperti gua.
        Berbanding terbalik dengan Atang maupun saudaraku lainnya yang lebih menyukai
        tinggal di atas tanah. Ya, memang itu wajar, sudah selayaknya rumah memang di
        atas tanah bukan? Memang akulah yang terlihat tidak wajar.
                Kebiasaanku memang disebut aneh, tunggu, itu bukanlah aneh! Tetapi itu
        unik, aku lebih suka kata itu dan aku tidak peduli orang memanggilku dengan nama
        apapun, itu terlihat seperti hanya lelucon biasa. Memang aku tidak memungkiri,


                                         20
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51