Page 53 - E-BIOSTORIETTE STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
P. 53

Hari ini aku membuka mata lebih lebar dari biasanya. Sebelumnya, aku
        merasa bermimpi baru saja bercerita tentang kisah pilu pernikahanku dulu. Namun,
        tanpa sadar saat ini pun aku bangun setelah air mataku jatuh perlahan. Air mataku
        kini bukanlah kesedihan, melainkan kebahagiaan setelah mendapatkan kesadaran
        diri dalam sadarku. Aku memang sempat jatuh beberapa kali menjadi penyendiri.
        Namun nyatanya hidupku terlalu tak menarik menjadi simpati banyak orang
        dengan rasa kasihan. Terima kasih, kuucapkan kata itu, karena Allah Ta’ala sudah
        memberiku jalan keluar. Maaf, kuucapkan kata itu karena aku terlalu tidak yakin
        tentang takdir untuk kebahagiaan. Setelah sekian lama aku rindu kehadiran seorang
        anak dari rahimku. Setelah berputus asa menunggu keajaiban datang. Lalu aku tak
        sengaja bertemu dengannya, istri dari keluarga angkatku yang lagi-lagi muncul
        membawa senyuman dan harapan. “Terima kasih Putik, kamu sudah mengandung
        anak yang luar biasa. Aku masih tidak menyangka, dipikir dengan akal sehatpun ini
        keajaiban yang terlalu langka. Setelah dokter mengatakan aku butuh sebuah organ
        penting untuk mengatasi kesulitanku mendapat keturunan, aku sempat putus asa
        karena sulitnya menemukan organ itu secara cuma-cuma. Tetapi kamu datang
        mengabarkan bahwa calon anakmu memiliki organ itu di dalam tubuhnya. Dokter
        pun membenarkan, aku bisa menemukannya dalam tubuh cucunya, tubuh Bakal
        Biji. Setelah dewasa barulah organ itu terlihat sebagai Biji, di mana organ itulah
        yang akan membantuku untuk menghasilkan keturunan baru. Aku sungguh
        berterima kasih, kamu dengan sukarela menawarkannya. Sekali lagi terima kasih
        banyak untuk semuanya Putik.”
        “Sudahlah, kita semua memang harus saling membantu satu sama lain. Aku
        bersyukur bisa membantu untuk membalas budimu karena dulu telah bersusah
        payah membuatku menikahi lelaki baik hati seperti Serbuk Sari. Doakan saja, anak
        dalam kandunganku, si calon ibu Bakal Biji yang akan kuberi nama Bakal Buah
        ini. Aku berharap ia akan lahir menjadi anak yang dapat bermanfaat bagi banyak
        orang. Aku sungguh memimpikannya ketika usianya sudah matang menjadi
        seorang Buah, ia akan tumbuh menjadi anak rendah hati dan dermawan yang selalu
        menganggap dirinya seperti sumber makanan bagi orang yang membutuhkan,” ia
        tersenyum murni. Semurni kebaikan hatinya.







                                         27
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58