Page 7 - ISI BUKU SULAWESI BARAT 20-09-2024
P. 7
PROSPEK EKONOMI GLOBAL DAN NASIONAL 2024
Kinerja ekonomi global tahun 2024 diprakirakan tumbuh positif dengan kinerja pertumbuhan yang identik
dengan tahun 2023 seiring dengan tingkat resiliensi perekonomian pada sejumlah negara yang lebih baik
dari ekspektasi sebelumnya. Berdasarkan hasil estimasi World Economic Outlook Update oleh International Monetary
Fund (IMF) pada Januari 2024, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 diproyeksikan sebesar 3,1% (yoy) atau memiliki
tingkat yang sama dibandingkan tahun 2023 yang diestimasikan juga tumbuh 3,1% (yoy). Lebih lanjut, Bank Indonesia
pada Februari 2024 menyesuaikan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 tumbuh menjadi
sebesar 3,0% (yoy) atau lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,8% (yoy) (Tabel 7.1). Pertumbuhan
perekonomian dunia yang tetap terjaga pada tahun 2024 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti terjadinya
disinflasi dalam waktu yang lebih singkat dari prakiraan, peningkatan kinerja ekonomi Amerika Serikat, dan tetap
kuatnya performa perekonomian beberapa negara yang tergabung dalam emerging market dan developing economies.
Dari sisi permintaan, pengeluaran belanja pemerintah dan swasta berkontribusi positif terhadap perekonomian
melalui peningkatan pendapatan riil yang dapat dibelanjakan (real disposable income) sehingga mendukung kenaikan
konsumsi. Kemudian, jika ditinjau dari tingkat inflasi global, triwulan IV 2023 menjadi periode yang mana tingkat inflasi
dunia mengalami penurunan yang lebih dalam dari prakiraan sebelumnya sehingga mencerminkan memudarnya
guncangan harga relatif, khususnya pada harga energi, dan dampaknya terhadap inflasi inti.
Namun demikian, terdapat sejumlah fenomena yang menahan laju pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih
tinggi. Pertama, peningkatan distorsi perdagangan dan fragmentasi geoekonomi diprakirakan membebani aktivitas
perdagangan global dan berpotensi meningkatkan harga berbagai komoditas dunia. Konflik Gaza dan Israel dapat
tereskalasi ke tingkat konflik kawasan Timur Tengah yang saat ini menjadi produsen sekitar 35% dari total minyak
mentah dunia dan 14% dari total gas bumi dunia. Ketidakstabilan kondisi kemananan Laut Merah, yang merupakan
11% dari total area jalur perdagangan global, dan masih berlanjutnya konflik antara Ukraina dan Rusia berpotensi
menyebabkan guncangan suplai terhadap perekonomian global melalui kenaikan harga pangan, energi, dan biaya
distribusi. Kedua, potensi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang belum berada pada tingkat ideal dapat terjadi
jika paket kebijakan restukturiasi yang komprehensif untuk sektor properti tidak dikeluarkan oleh pemerintah. Hal
tersebut dapat berdampak pada pengetatan fiskal akibat keterbatasan pendanaan pemerintah daerah sehingga
secara langsung turut memengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga.
Berbeda arah dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang cenderung stagnan, perekonomian
Indonesia pada tahun 2024 diprakirakan tumbuh positif sejalan dengan kuatnya permintaan domestik dan
inflasi yang terkendali sesuai dengan rentang target sasaran. Rilis data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada triwulan IV 2023 tercatat sebesar 5,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 4,94% (yoy), sehingga perekonomian Indonesia pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05%, sedikit
melambat dari tahun 2022 yang tumbuh 5,31%. Berdasarkan sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi
ditopang oleh sejumlah LU, seperti (1) LU Industri Pengolahan yang tumbuh stabil sejalan dengan kinerja positif dari
industri logam dasar, industri barang logam, industri alat angkutan, dan industri kertas dan barang dari kertas di
Tengah kuatnya permintaan domestik dan global, dan (2) LU Perdagangan terpantau tumbuh terjaga, didorong oleh
peningkatan suplai barang domestik dari subsektor perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya dan subsektor
perdagangan besar dan eceran. Jika ditinjau dari sisi pengeluaran, kinerja perekonomian nasional didorong oleh
beberapa komponen utama, yakni (1) Konsumsi Rumah Tangga tumbuh positif seiring dengan terkendalinya tingkat
inflasi nasional dan kuatnya daya beli Masyarakat, (2) Pembentukan Modal Tetap Bruto/Investasi terus mengalami
kenaikan pertumbuhan yang ditopang oleh pembangunan infrastruktur dan meningkatnya aktivitas penanaman
modal (PMA maupun PMDN), dan (3) pertumbuhan positif subkomponen ekspor barang migas berdampak baik
pada pertumbuhan Ekspor. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi nasional
untuk keseluruhan tahun 2024 tumbuh di kisaran 4,7-5,5% (yoy) sehingga ekonomi Indonesia memiliki potensi untuk
tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.