Page 8 - ISI BUKU SULAWESI BARAT 20-09-2024
P. 8
PROSPEK EKONOMI SULAWESI BARAT TAHUN 2024 - SISI PERMINTAAN
Dari sisi permintaan, kinerja perekonomian Sulawesi Barat diprakirakan meningkat didorong
peningkatan Konsumsi RT dan PMTB/Investasi
Konsumsi RT dan Konsumsi LNPRT
Konsumsi RT diprakirakan mengalami peningkatan pertumbuhan pada tahun 2024 disertai dengan kinrja
positif dari Konsumsi LNPRT. Adanya momen Pemilihan Umum (Pemilu) pada Februari 2024 dan Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 menjadi highlight salah satu momen positif yang dapat meningkatkan
Konsumsi RT dan Konsumsi LNPRT pada tahun ini. Lebih lanjut, kondisi ini juga didukung dengan tingkat inflasi
yang mulai melandai sesuai dengan target pemerintah, dan pemberian berbagai jenis bantuan sosial, seperti
Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bantuan
sosial beras, dan bantuan ganti rugi petani oleh pemerintah akan menjaga daya beli masyarakat. Di samping
itu, adanya momen HBKN (Idul Fitri, Idul Adha dan Nataru), pembayaran tunjangan hari raya, dan kenaikan gaji
Aparatur Sipil Negar (ASN) sebesar 8% turut berpotensi meningkatkan konsumsi, baik dari sisi belanja barang
maupun mobilitas antar daerah. Penyelenggaraan event berskala besar, seperti Manakarra Fair yang saat ini telah
menjadi salah satu dari event yang terpilih dalam Kharisma Event Nusantara 2024 sehingga skala kegiatan juga
diperbesar, menjadi faktor pendorong lainnya konsumsi masyarakat pada tahun berjalan.
Indikator konsumsi hingga bulan penulisan laporan menunjukkan kondisi yang on track dengan proyeksi. Masih
kuatnya Konsumsi RT dan Konsumsi LNPRT di Sulawesi Barat tercermin dari pertumbuhan kumulatifnya hingga
triwulan IV 2023 masing-masing tumbuh sebesar 2,88% (ctc) dan 8,21% (ctc). Dengan perkembangan tersebut,
kinerja kumulatif Konsumsi LNPRT pada tahun 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang
sebesar 6,50% (ctc). Namun, pencapaian kinerja kumulatif Konsumsi RT pada tahun 2023 terpantau termoderasi
dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 3,50% (yoy). Pada awal tahun 2024, kinerja konsumsi Sulawesi Barat
diprakirakan tetap optimis dan tumbuh positif. Prakiraan tersebut tercemin dari angka rerata Indeks Keyakinan
Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), dan Indeks Ekspketasi Konsumen (IEK) Sulawesi Barat pada
Januari-Februari 2024 yang masing-masing mencapai 123,4, 105,2, dan 141,7, lebih tinggi dari rerata pada triwulan
IV 2023 yang sebesar 106,1, 94,0, dan 118,1.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau Investasi
Investasi di Sulawesi Barat diproyeksikan meningkat pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan pertumbuhan investasi didorong oleh rekonstruksi Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat,
pembangunan Gedung DPRD Sulawesi Barat, pengembangan area Pelabuhan Belang-Belang, percepatan Proyek
Strategis Nasional (PSN) Bendungan Budong-Budong yang ditargetkan selesai pada tahun 2024. Selain itu, adanya
pembangunan infrastruktur pertambangan batubara di Kabupaten Mamuju menjadi katalisator baru untuk
perekonomian daerah. Namun demikian, penundaan pembangunan proyek infrastruktur Mamuju Arterial Ring
Road (MARR) Tahap II diperkirakan menahan pertumbuhan yang lebih tinggi. Lebih lanjut, berdasarkan informasi
data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan, pagu Belanja Modal dari APBD
2024 pemerintah daerah se-Sulawesi Barat mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 30,19% (yoy) dibandingkan
tahun sebelumnya dengan nominal anggaran Rp1,06 triliun, menurun dari tahun 2023 sebesar Rp1,53 triliun. Hal
tersebut tentu memengaruhi pertumbuhan PMTB Sulawesi Barat pada tahun 2024 sehingga sumber investasi dari
swasta, baik PMDN maupun PMA. Berdasarkan informasi data dari BKPM, pada sepanjang tahun 2023, total nilai
PMDN dan PMA di Sulawesi Barat mencapai all time high dengan nominal sebesar Rp2,38 triliun atau tumbuh 36,84%
(yoy) dari tahun 2022 sehingga menandakan adanya peningkatan iklim investasi daerah.