Page 9 - ISI BUKU SULAWESI BARAT 20-09-2024
P. 9

Konsumsi Pemerintah


             Konsumsi Pemerintah diproyesikan mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya.
             Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  fiskal  belanja  daerah  Sulawesi  Barat  terkini  yang  tercemin  dari  nominal  anggaran
             APBD  seluruh  pemerintah  daerah  se-Sulawesi  Barat  mengalami  penurunan  pertumbuhan  tahunan.  Berdasarkan
             informasi data dari DJPK Kementerian Keuangan per 23 Februari 2024, nominal pagu/anggaran Belanja Daerah APBD
             se-Sulawesi Barat 2024 sebesar Rp8,17 triliun atau tumbuh terkontraksi sebesar 3,88% (yoy) dibandingkan tahun 2023
             yang memiliki nilai Ro8,50 triliun. Secara subkomponen, Belanja Barang dan Jasa mengalami penurunan terbesar yang
             terlihat pertumbuhan sebesar -8,86% (yoy) dengan nominal Rp2,18 triliun, lebih rendah dari nominal tahun sebelumnya
             sebesar Rp2,39 triliun. Meskipun demikian, subkomponen Belanja Pegawai dan Belanja Lainnya terpantau tumbuh
             masing-masing sebesar 6,23% (yoy) dan 10,24% (yoy) dengan nominal Rp3,35 triliun dan Rp1,57 triliun, meningkat
             dari  tahun  sebelumnya  sebesar  Rp3,14  triliun  dan  Rp1,43  triliun.  Sejalan  dengan  Belanja  Daerah,  pagu/anggaran
             Pendapatan Daerah turut mengalami kontraksi sebesar 0,53% (yoy) dengan nominal sebesar Rp8,08 triliun dengan
             rincian nominal subkomponen adalah Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1,09 triliun, Transfer ke Daerah dan Dana
             Desa (TKDD) sebesar Rp6,68 triliun, dan Pendapatan Lainnya sebesar Rp302 miliar.

             Ekspor Luar Negeri


             Komponen Ekspor Luar Negeri diprakirakan tumbuh deseleratif pada tahun 2024. Permintaan dari negara tujuan
             ekspor Sulbar, seperti Tiongkok dan India, diprakirakan menurun seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi kedua
             negara mitra dagang utama Sulawesi Barat tersebut yang diprakirakan tumbuh melambat masing-masing sebesar
             4,60% (yoy) dan 6,50% (yoy) pada tahun 2024, lebih rendah dari estimasi pertumbuhan tahun 2023 sebesar 5,20% (yoy)
             dan 6,70% (yoy). Kendati demikian, estimasi pertumbuhan dengan capaian Composite Leading Indicator (CLI) negara
             Tiongkok dan India yang mengalami perbaikan pada Januari 2024 masing-masing sebesar 101,98 dan 99,66, lebih tinggi
             dibandingkan rerata nilai CLI pada triwulan IV 2023 sebesar 101,64 dan 99,64.



               PROSPEK EKONOMI SULAWESI BARAT TAHUN 2024 - SISI PENAWARAN



             Secara umum, LU Pertanian,  Kehutanan,  dan Perikanan,  LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU
             Industri Pengolahan dan LU Konstruksi akan menjadi kontributor krusial pertumbuhan ekonomi
             daerah pada tahun 2024.


             LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


             Kenaikan produksi  beberapa  komoditas yang  diperkirakan meningkat akan  menopang  pertumbuhan LU
             Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Pengimplementasian lumbung pangan (food estate) di Kabupaten Majene
             sebagai upaya Sulawesi Barat untuk menjadi salah satu provinsi penyangga IKN juga menjadi faktor yang mendukung
             sektor  ini  untuk  tumbuh  akseleratif. Lumbung  pangan tersebut direncanakan untuk  memiliki  integrated farming
             antara pertanian dan peternakan, utamanya komoditas hortikultura dan hewan ternak sapi dan kambing. Di sisi lain,
             terdapat potensi permintaan peningkatan terhadap TBS seiring dengan penerapan biodiesel B35 dan harga TBS juga
             diprakirakan  terus  meningkat  hingga  semester  I  tahun  2024.  Sementara  itu,  aktivitas  produksi  ikan  tangkap  pada
             tahun 2024 juga diperkirakan meningkat sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk menjaga stok komoditas
             aneka ikan segar. Namun demikian, tingkat produksi padi pada tahun ini diprakirakan tidak setinggi tahun sebelumnya
             akibat iklim cuaca El Nino pada tahun 2023 yang menggeser masa periode tanam dan panen serta membuat terjadinya
             kegagalan panen di beberapa sentra wilayah penghasil di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14