Page 51 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 ApRIL 2019
P. 51
Namun nyatanya bekerja di Arab Saudi merupakan janji palsu. Sesampainya di
Malaysia, Endang malah disuruh bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana.
Anehnya, dia tidak mendapat gaji. Dia lantas dikirim lagi ke Dubai. Lagi-lagi dia tidak
menerima uang sepeser pun. Agen lantas mengirim dia ke Turki dan bekerja selama
dua Minggu.
Sama, dia juga tak mendapatkan upah. Endang lalu dikirim ke Sudan hingga berujung
di Syria. "Di Syria saya bekerja selama tiga bulan. Saya tidak dapat hasil sama sekali.
Saya minta uang gaji saya, saya ingin kirim ke orang tua tapi nggak sama sekali,"
cerita dia.
Endang lalu memutuskan kabur dari majikannya di Syria setelah diajak teman sesama
imigran yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia lari ke kedutaan.
Ketika datang, Endang menyampaikan dirinya pekerja migran ilegal yang tidak digaji
selama bekerja. Dia meminta pertolongan agar bisa dipekerjakan secara layak di
negara itu.
Bagai buah simalakama. Dia malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari
staf kedutaan di Syria. Endang dicaci maki dan dihina staf yang disebutnya bernama
Holik.
"Enak aja. Kamu pengin pulang? Kalau pengin pulang nggak usah acting kayak gitu
deh. Kalau pengin pulang, bisa nggak kamu ganti uang delapan ribu dolar? Tahu
nggak delapan ribu orang berapa, 100 juta lebih. Kalau kamu bisa ngadain uang segitu
sekarang juga kamu bisa pulang ke Indonesia," ucap Endang menirukan perkataan
Holik.
Endang lantas menjawab tidak akan bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Sebab
dia dari keluarga tidak mampu dan selama bekerja tak menerima upah sepeser pun.
Staf itu malah menyahut dengan menyebut-nyebut nama Presiden Joko Widodo.
Page 50 of 84.