Page 6 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 6
Judul UMP Sumsel terancam Tak Naik
Nama Media Sriwijaya Post
Newstrend up
Halaman/URL Pg9&11
Jurnalis ts
Tanggal 2021-11-04 07:53:00
Ukuran 127x270mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 48.895.000
News Value Rp 146.685.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Undang-Undang (UU) Cipta Kerja sudah diberlakukan dan tahun ini diprediksi akan terasa
dampalcnya untuk penentuan upah minimum provinsi (UMP). Menurut Ketua Federasi Serikat
Buruh (FSB) Niaga, Informatika, Keuangan, Perbankan dan Aneka industri (Nikeuba) Kota
Palembang, Hermawan, UMP di Provinsi Sumsel tahun ini diprediksi bakal tidak ada kenaikan.
UMP SUMSEL TERANCAM TAK NAIK
Undang-Undang (UU) Cipta Kerja sudah diberlakukan dan tahun ini diprediksi akan terasa
dampalcnya untuk penentuan upah minimum provinsi (UMP). Menurut Ketua Federasi Serikat
Buruh (FSB) Niaga, Informatika, Keuangan, Perbankan dan Aneka industri (Nikeuba) Kota
Palembang, Hermawan, UMP di Provinsi Sumsel tahun ini diprediksi bakal tidak ada kenaikan.
"Berdasarkan UU Cipta Kerja, dengan PP nomor 36 tentang pengupahan, tampaknya diprediksi
bakal tidak ada kenaikan," kata Hermawan saat dikonfirmasi, Rabu (3/11/2021). Perhitungan
UMP saat ini berbeda dengan sebelumnya. Karena PP 36 ini perhitungannya berubah tidak seperti
PP /8, kalau PP 78, rumusannya berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Berapa
pertumbuhan ekonomi, ditambah inflasi dan dikalikan dengan upah, maka akan didapatkan
hasilnya.
"Namun kalau berdasarkan 1T 36 itu menggunakan data di Badan Pusat Statistik (BPS),
sedangkan data BPS menurut saya tidak relevan untuk menjadi dasar perhitungan upah
minimum,' ungkapnya. Menurutnya, untuk perhitungan UMP'berdasarkan UU Cipta Kerja PP 36
itu dicari perhitungan batas atas upah, dan batas bawah upahnya lebih rumit menentukannya.
Seperti dibuat meniadakan kenaikan UMP.
Misal, untuk data BPS yang dipakai seperti berapa rata-rata per kapital konsumsi Sumsel,
presentasi anggota rumah tangga masyarakat dan dibagi data anggota masyarakat yang bekerja.
Data tersebut sampling tidak jelas dan tidak mencerminkan keadaan buruh yang sebenarnya.
"Buruh ini bukan main kira-kira, atau main rata-rata. Ini baru berlaku di tahun ini, yang akhirnya
masyarakat buruh jadi korban undangan-undang cipta kerja dan berdampak ke buruh,"
cetusnya.
5