Page 199 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 199

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, rata-rata inflasi di Ibu Kota selama
              Januari-November  2021  sebesar  1,08%.  Adapun,  rata-rata  inflasi  nasional  selama  Januari-
              November 2021 sebesar 130%.

              3 Aturan Jadi Dasar

              Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansah
              mengakui revisi UMP Jakarta 2022 tak mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan.

              Tapi,  kenaikan  dilakukan  dengan  mengacu  3  aturan.  Andri  mengatakan  3  aturan  itu  sudah
              tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 1517 Tahun 2021 tentang Upah Minimum
              Provinsi 2022 yang ditandatangani Gubemur DKI Jakarta Anies Baswedan 16 Desember 2021.

              Tiga aturan itu adalah UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta,
              UU  Nomor  23  Tahun  2014  tentang  Pemerintahan  Daerah  sebagaimana  telah  beberapa  kali
              diubah terakhir dengan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan UU Nomor 30 Tahun
              2014  tentang  Administrasi  Pemerintahan  sebagaimana  telah  beberapa  kali  diubah  terakhir
              dengan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Selain  tiga  aturan  itu,  kenaikan  juga  dilakukan  dengan  pertimbangan  lain.  "Berdasarkan
              pertimbangan, proyeksi dari BI, tanggapan Bappenas, lalu angka yang dikeluarkan dari BPS. Rilis
              BPS data nasional menyebutkan 5,1 pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Dan itu selama ini yang
              dipakai," kata Andri di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/12/2021).

              Ia menambahkan pertimbangan itu berbeda jika dibandingkan dengan yang digunakan dalam
              SK Gubemur Nomor 1395- Dalam SK UMP yang belum direvisi itu, Anies masih menggunakan PP
              36/2021 sebagai acuan. Namun, dalam SK yang baru ini, Anies tidak mencantumkan PP 36/2021
              sebagai acuan hukum.

              Andri mengatakan sebelum merevisi UMP, Pemprov DKI sempat bersurat ke Kementerian Tenaga
              Kerja. Namun, pihak Kemenaker baru memberi jawaban ke Pemprov DKI pada 18 Desember
              atau  dua  hari  setelah  SK  terbaru  diterbitkan.  "Jawabannya  (Kemenaker)  terkait  masalah
              mekanisme penetapan UMP 2022 agar mengacu pada PP 36," kata Andri.

              Namun, pihaknya akan memberi penjelasan kepada Kemnaker dan Kemendagri mengenai alasan
              kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2022 sebesar 5,1 persen menjadi Rp4.64i.854 per bulan.
              "Nanti kita komunikasi kenapa kita beri alasan penetapan ini yang akhirnya harus lata jalankan,"
              ungkapnya.

              Tidak  hanya  kepada  Kemnaker  dan  Kemendagri,  Andri  mengatakan  penjelasan  juga  akan
              diberikan kepada pengusaha. Namun, hal ini bukan berarti Pemprov DKI Jakarta baru melakukan
              komunikasi setelah penetapan kenaikan UMP.

              "Kami  akan  melakukan  komunikasi  kepada  pengusaha  untuk  menaikkan  atau  mewujudkan
              membayar UMP yang sudah kita terapkan sesuai SK Gubemur. Tetapi, kan rilis awal sudah ada
              bahwa  penetapan  revisi  SK  Gubernur  ini  sudah  dikeluarkan  rilisnya  di  16  Desember  2021,"
              ujarnya.

              Andri berharap nantinya semua pihak bisa memahami alasan Pemprov DKI Jakarta menaikkan
              UMP 2022.







                                                           198
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204