Page 200 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 200

Suara Pengusaha

              Namun,  Ketua  Umum  Himpunan  Pengusaha  Pribumi  Indonesia  (HIPPI)  DKI  Jakarta  Sarman
              Simanjorang  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  merespons  kebijakan
              Gubemur DKI Jakarta Anies Baswedan yang resmi menaikkan UMP DKI pada tahun depan.

              "Kami berharap pemerintah pusat, dalam hal ini Kemnaker segera respons, segera meluruskan,
              dan beri jalan tengahnya seperti apa," ucap Sarman, Senin (27/12/2021).

              Menurut Sarman, ada beberapa alasan mengapa Kemnaker harus segera merespons kepgub
              yang baru diresmikan Anies. Pertama, Anies nekat menetapkan besaran UMP DKI 2022 tidak
              sesuai  dengan  pedoman  pemerintah  yang  tertuang  di  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan.

              Sementara jika merujuk pada PP 36/2021, kenaikan UMP DKI 2022 seharusnya cuma 0,85 persen
              atau Rp37.749,- "Kenaikan 5,1 persen tidak sesuai regulasi berlaku, PP 36/2021. Jadi, kalau ada
              kepala daerah yang menaikkan di luar PP, apa tindakan pemerintah pusat?" ujarnya bertanya.

              Kedua, menurut Sarman, keputusan Anies bikin buyar kepastian yang dibutuhkan dunia usaha.
              Padahal, kepastian dianggap penting bagi pengusaha dan investor dalam memarkir bisnis di
              Indonesia. "Pemerintah seharusnya satu suara, pusat ke daerah. Jangan sampai aturan pusat
              dan daerah berbeda-beda, nanti tidak ada kepastian," imbuhdia.

              Ketiga, penetapan UMP DKI 2022 yang tak sejalan dengan PP memberi dampak yang bercabang
              bagi keuangan perusahaan di kota metropolitan. Padahal, saat ini saja arus kas perusahaan
              masih  terbilang  seret  lantaran  harus  memenuhi  pengeluaran  akhir  tahun,  tetapi  malah
              dihadapkan pada penyesuaian UMP DKI yang berlaku mulai 1 Januari 2022.

              "Artinya, ini tinggal beberapa hari lagi. Tapi nanti pengusaha jadi bingung harus bagi perhitungan
              bayar iuran BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan lain-lainnya bagi pekerja dengan acuan
              yang mana." jelasnya.

              Keempat, tidak semua sektor usaha mampu memenuhi aturan kenaikan UMP tersebut. Sebab,
              belum semua sektor bisnis pulih dari dampak pandemi covid-19. Misalnya, pariwisata, hotel,
              restoran dan kafe, hingga usaha hiburan. "Kalau pun ada yang sudah naik, itu masih merangkak,
              belum pulih, pengusaha tetap merasa berat," jelasnya.

              Kelima, Sarman khawatir keputusan Anies akan diikuti oleh kepala daerah lain. "Artinya, hanya
              dengan  kekuatan  demo,  bisa  ubah  kebijakan,  khawatirnya  akan  berdampak  ke  provinsi  lain
              juga." ungkapnya, kini, dit, cnni























                                                           199
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205