Page 230 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 230

Karena itu untuk menyukseskan program JKP, dimana anggaran yang digunakan merupakan
              anggaran rakyat yang dikelola BPJS senilai sekitar Rp480 triliun, menurutnya program tersebut
              harus  benar-benar  melibatkan  rakyat  warga  negara  secara  langsung.  Caranya  dengan
              memaksimalkan  kekuatan  pilar  demokrasi  yang  saat  ini  telah  terbangun  pilar  kelima  yaitu
              kekuatan rakyat setelah empat pilar kekuatan sebelumnya yaitu eksekutif, legislatif, yudikatif
              dan media massa.

              "Artinya dalam program JKP ini ada dua komponen yang sangat berperan dalam keberhasilan
              tercapainya target program JKP ini, agar sesuai dengan tercapainya kesejahteraan, kemakmuran
              dan keadilan sosial sesuai kepentingan nasional (rakyat warga negara dan negara) kita sekaligus
              tercapainya target SDG’s (Sustainable Development Goals) dalam konteks global. Dua komponen
              ini adalah media massa dan partisipasi warga," ujarnya.

              Sehingga, program JKP dapat dikontrol langsung oleh masyarakat melalui media massa, dan
              melibatkan partisipasi warga.

              "Tentu, nantinya partisipasi warga ini juga harus diwujudkan menjadi badan partisipasi rakyat
              warga negara sebagai badan formal sebagai kekuatan kelima demokrasi, yaitu kekuatan rakyat,"
              ungkap Yudi.

              Adapun  dalam  konteks  demokrasi,  media  massa  selain  sebagai  saluran  komunikasi  antara
              pemerintah dan masyarakat, menurutnya juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol sosial. Oleh
              karena itu dalam program JKP ini, pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan harus benar-benar
              memberikan ruang sebesar-besarnya dalam hal sosialisasi dan kritik dari masyarakat dalam hal
              transparansi.

              "Angka  Rp.480  triliun  ini  tentunya  jika  dimanfaatkan  secara  well  management  akan
              menghasilkan wealth of people and the nation (kemakmuran rakyat dan bangsa)," tandasnya.

              Adapun rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sedang diberikan tugas memimpin Satgas
              Kesehatan Keuangan (join finance health taskforce) dalam G20, kata dia, tentu harus mampu
              menempatkan kepentingan nasional di tengah-tengah kepentingan global. Khususnya dalam hal
              kesejahteraan, kemakmuran dan kadilan rakyat.

              "Program JKP ini sangat memungkinkan menjadi kendaraan perubahan khususnya dalam hal
              perubahan ekonomi Indonesia. Di sinilah peran media massa begitu penting posisinya dalam hal
              sosialisasi dan kontrol sosial dan mendorong program JKP ini menjadi arus politik pembangunan
              ekonomi sosial," tutur Yudi.

              Lebih  lanjut,  kekuatan  rakyat  sebagai  pilar  kelima  demokrasi,  kata  dia  perlu  dimaterialkan
              menjadi sebuah badan legal formal dalam negara, sebagai badan partisipasi warga yang menjadi
              saluran langsung rakyat warga negara untuk terlibat dalam keputusan-keputusan negara melalui
              partisipasi langsung yang diatur dalam payung hukum negara. Sehingga, kata Yudi keterlibatan
              rakyat  dalam  program-program  yang  akan  direalisasi  melalui  program  JKP  ini,  benar-benar
              menyentuh  kebutuhan-kebutuhan  mendasar  rakyat  dalam  konteks  pemberdayaan  dan
              penguatan ekonomi kerakyatan.

              Saat  ini,  saluran  partispasi  warga  dalam  hal  politik,  ekonomi  dan  sosial  dijalankan  melalui
              saluran-saluran demokrasi parlemen, dimana mulai mengalami penurunan kepercayaan publik.
              Lalu,  saluran  ekstra  parlementer  dalam  bentuk  protes  maupun  saluran-saluran  lainnya.  Dan
              instrumen  teknologi  informasi  atau  media  sosial  menjadi  sarana  membangun  ruang
              partisipasinya.

              Akan tetapi, menurut Yudi, harus diakui bahwa partisipasi warga dalam pembangunan politik,
              ekonomi  dan  sosial  masih  jauh  dari  harapan  tercapainya  kedaulatan  rakyat. Oleh  karena  itu

                                                           229
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235