Page 228 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 228

Adapun pemilik kapal yang mengirim dan menjemput pekerja migran ilegal ini bernama Susanto
              alias Acing.
              "Kami  meyakini  kegiatan  ini  terorganisasi  karena  ada  peran  masing-masing  pihak,  siapa
              menjalankan tugas apa dan di mana," kata Benny dalam konferensi pers yang disiarkan secara
              daring, Selasa (28/12/2021).

              Investigasi tersebut dilakukan BP2MI menyusul peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut
              pekerja migran di perairan Johor, Malaysia beberapa waktu lalu.

              Menurut Benny, selama ini Susanto tak pernah tersentuh aparat penegak hukum. Karena itu,
              BP2MI pun menduga kuat bahwa kegiatan pengiriman PMI ilegal itu sudah berlangsung lama
              dan diketahui banyak pihak.

              "Dalam pelaksanaan kegiatannya, Susanto alias Acing tidak pernah tersentuh aparat keamanan
              dan aparat hukum," ujarnya.

              Benny menduga Susanto mendapatkan perlindungan dan dukungan (backing) kuat dari aparat
              keamanan dan penegak hukum setempat.

              Ia pun menduga ada keterlibatan anggota TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL)
              dalam pengiriman pekerja migran ilegal ke Malaysia ini.

              Benny  menambahkan,  dirinya  akan  bertemu  dengan  Panglima  TNI  Marsekal  Hadi  Tjahjanto,
              Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menkopolhukam Mahfud MD terkait hasil investigasi
              BP2MI.

              "Adanya dugaan keterlibatan oknum TNI AL dan TNI AU yang memiliki peran masing-masing
              daalam membantu kegiatan pengiriman PMI ilegal," ucapnya.

              Diberitakan, sebuah kapal yang diduga membawa puluhan pekerja migran ilegal tenggelam di
              perairan  Tanjung  Balau,  Johor,  Malaysia,  15  Desember  2021.  Kapal  berangkat  dari  Tanjung
              Uban, Kepulauan Riau, dengan tujuan Johor Bahru.

              Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI yang menjadi korban tewas dalam
              kecelakaan kapal itu sebanyak 21 orang.

              Hingga kini, proses pencarian korban masih dilakukan oleh tim SAR Pemerintah Malaysia dan
              Basarnas Indonesia.

              Sementara  itu,  Konsul  Jenderal  RI  Johor  Bahru  Kemenlu  bersama  sejumlah  instansi  telah
              memulangkan 11 jenazah WNI yang tewas. Jenazah mereka dijemput menggunakan kapal milik
              Direktorat Polisi Air Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, Kamis (23/12/2021), yang tiba kembali
              melalui Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

              Disebutkan, kapal terbalik pada hari Rabu sekitar pukul 05.00 waktu setempat, tepatnya di 0,3
              mil laut (500 meter) tenggara Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor. Kecelakaan diduga karena
              cuaca buruk di sekitar lokasi kejadian.


              KBRI Kuala Lumpur dalam pernyatannya mengatakan, kejadian seperti ini akan terus berulang
              jika  masyarakat  memilih  berangkat  ke  luar  negeri  melalui  jalur  ilegal.  Mereka  mengingatkan
              untuk  menghindari  berulangnya  kejadian  seperti  ini,  sebaiknya  masyarakat  memilih  jalur
              keberangkatan resmi.





                                                           227
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233