Page 224 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 224

RESMIKAN LAYANAN SATU ATAP DI KABUPATEN BLITAR, MENAKER HARAP TEKAN
              ANGKA PMI ILEGAL
              BLITAR, - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meresmikan layanan satu atap (LTSA) bagi
              pekerja migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Blitar, Selasa (28/12/2021). Layanan terpadu yang
              menempati  kompleks  Kantor  Dinas  Ketenagakerjaan  dan  Transmigrasi  Kabupaten  Blitar  itu
              merupakan  pusat  pelayanan  terpadu  bagi  warga  Blitar  yang  hendak  bekerja  di  luar  negeri
              sebagai PMI.

              Ida mengatakan, keberadaan LTSA di Blitar tersebut sangat besar artinya karena Kabupaten
              Blitar merupakan daerah dengan jumlah PMI terbanyak ketiga di Indonesia.

              "Karena banyak sekali pekerja migran di sini maka LTSA ini sangat dibutuhkan," ujar Ida usai
              meresmikan LTSA-PMI Kabupaten Blitar, Selasa.

              Dengan adanya LTSA PMI, kata Ida, masyarakat dapat menyelesaikan pengurusan persyaratan
              untuk  bekerja  di  luar  negeri  di  satu  tempat  pelayanan.  Ida  menambahkan,  bahwa  di  LTSA
              tersebut terdapat tujuh desk yang akan memberikan seluruh pelayanan kepada calon PMI guna
              memenuhi persyaratan yang diperlukan. Tujuh desk itu, ujarnya, adalah desk kependudukan,
              desk ketenagakerjaan, desk kesehatan, desk imigrasi, desk kepolisian, desk BP2MI dan desk
              perbankan.
              "Kalau dulu kan mau ngurus imigrasi ke kantor imigrasi, ngurus kesehatan ke dinas kesehatan
              dulu. Itu butuh waktu yang lama. Sekarang cukup di sini," ujarnya.

              Tekan jumlah PMI ilegal Menurut Ida, keberadaan LTSA PMI tidak hanya akan memudahkan
              calon PMI, tapi juga akan membuat pengurusan dokumen PMI menjadi lebih transparan. Selain
              itu, kata Ida, target lanjutan dari adanya LTSA adalah penurunan jumlah PMI ilegal.

              Menurutnya, apabila pengurusan  dokumen persyaratan untuk bekerja di luar negeri menjadi
              lebih mudah dan efisien, maka diharapkan lebih banyak lagi warga yang hendak bekerja di luar
              negeri yang bersedia mengikuti prosedur yang ada.

              "Dengan  dibangunnya  LTSA  ini  maka  kita  bisa  tekan,  kita  hilangkan  penempatan  secara
              unprosedural," ujarnya.

              Ida menambahkan, tujuan akhirnya adalah adanya jaminan perlindungan bagi PMI terutama
              ketika bekerja di luar negeri. Kata Ida, tidak adanya perlindungan bagi PMI diawali dari proses
              penempatan dan pemberangkatan PMI yang tidak melalui prosedur yang resmi.

              "Enggak ada alasan lagi bekerja di luar negeri dengan tidak mengikuti prosedur," ujarnya.

              Pusat pengaduan PMI Ida menuturkan, terintegrasi dengan LTSA PMI Kabupaten Blitar, juga
              terdapat pusat informasi dan pengaduan bagi PMI atau migrant-worker resource center (MRC)
              yang merupakan buah kerja sama Kemenaker dengan Internasional Labor Organization (ILO).

              "Ini pusat informasi lebih banyak untuk pekerja perempuan," ujarnya tentang MRC.

              Menurut  Ida,  MRC  akan  memberikan  pelayanan  konsultasi  dan  informasi  bagi  PMI  sebelum,
              selama dan sesudah bekerja di luar negeri. Ida mengatakan, MRC yang didukung oleh sejumlah
              organisasi  masyarakat  sipil  (CSO)  itu  juga  memberikan  layanan  pengaduan  bagi  PMI  yang
              sedang menghadapi masalah.

              "Kemudian di sini (MRC) juga tempat pengaduan, juga konseling masalah. Agar teman-teman
              yang ada masalah, bisa mengadukan masalahnya ke sini," tuturnya.


                                                           223
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229