Page 145 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 DESEMBER 2021
P. 145

'Termasuk di tahun 2021, sebanyak 12 kasus dalam catatan AJI di mana pelakunya adalah polisi,"
              kata Ika menegaskan.
              Ika mengatakan reformasi diperlukan untuk menjadikan polri lebih profesional, tidak melakukan
              kekerasan  dan  memproses  seluruh  kasus  kekerasan  terhadap  jurnalis  yang  mangkrak  di
              kepolisian. "Dari 43 kasus kekerasan sepanjang tahun 2021, hanya satu kasus yang pelakunya
              diadili di pengadilan," ungkap Ika.

              Aparat  penegak  hukum  perlu  memastikan  orang  yang  melawan  hukum  dengan  sengaja
              menghambat atau menghalangi kemerdekaan pers dipidana dengan pidana penjara paling lama
              dua tahun atau denda paling banyak Rp500 juta rupiah. Hal itu kata dia, seperti yang diatur
              dalam Pasal 18 UU Pers dan guna memastikan peristiwa sama tidak terulang kembali.

              Pemerintah dan DPR agar menghapus pasal-pasal bermasalah yang mengancam kebebasan pers
              dalam  RUU  ITE  yang  akan  dibahas  setelah  masa  reses  DPR.  Surat  Presiden  (Surpres)
              pembahasan RUU ITE dan lampiran naskahnya telah dikirim 16 Desember 2021.
              Omnibus Law

              AJI Indonesia meminta DPR dan pemerintah untuk membatalkan omnibus law atau UU Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja beserta aturan turunananya.

              "UU itu banyak memberikan kerugian terhadap buruh termasuk jurnalis," ungkap Ika, dilansir
              Antara.
              Kata  dia,  jurnalis  yang mempunyai  peran  penting  dalam  menyampaikan  informasi  di  tengah
              pandemi, terancam kehilangan pekerjaan akibat UU tersebut.

              Selanjutnya,  Kementerian  Ketenagakerjaan  perlu  meningkatkan  pengawasan  kepada
              perusahaan  media  untuk  memastikan  hak-hak  pekerja  media  terpenuhi.  AJI  mendesak
              perusahaan media, untuk bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan pekerja media,
              sesuai peraturan perundang-undangan, termasuk memberikan pendamping kepada jurnalis yang
              menjadi korban kekerasan.

              "Kami mengingatkan pedoman penanganan kasus kekerasan terhadap wartawan yang disahkan
              oleh Dewan Pers, menyebut perusahaan media yang menjadi pihak pertama yang memberikan
              perlindungan kepada jurnalis dan keluarga korban kekerasan," jelas Ika.

              AJI  meminta  kepada  jurnalis  dan  pekerja  media  untuk  membentuk  atau  bergabung  dengan
              serikat pekerja, baik di perusahaan atau pun lintas perusahaan untuk memperjuangkan haknya.

              Kata Ika, kebutuhan untuk berserikat mendesak karena lembaga bantuan hukum seperti LBH
              Pers  dan  YLBHI  memiliki  keterbatasan  untuk  memperkuat  kerja-kerja  advokasi  kasus
              ketenagakerjaan.

              Harian Terbit/Sammy
              Caption-SEKJEN AJI Indonesia Ika Ningtyas












                                                           144
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150