Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JUNI 2019
P. 89
Diketahui, pabrik tersebut merupakan cabang dari PT Kiat Unggul yang berada di
Jalan Medan-Binjai KM 15,7, Kabupaten Deliserdang.
Perusahaan tidak melaporkan keberadaan cabang perusahaan tersebut kepada
Dinas Ketenagakerjaan, sehingga keberadaannya tak tercatat oleh Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Sumatera Utara. Perusahaan masuk kategori ilegal.
Keempat, perusahaan membayar upah tenaga kerja lebih rendah dari ketentuan
upah minimum Kabupaten Langkat.
Kelima, perusahaan belum mengikut sertakan pekerjanya dalam program jaminan
sosial yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
"Hanya satu pekerja yang sudah didaftarkan pada BPJS Ketenagakerjaan ,
selebihnya belum," kata Menaker.
Keenam, lanjut Menaker, perusahaan belum melaksanakan sepenuhnya syarat-
syarat Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).
Dari olah tempat kejadian perkara, diketahui sumber api berasal dari pintu belakang
yang menjadi akses keluar masuk pekerja.
Sedangkan pintu depan terkunci. Sehingga saat terjadi kebakaran para pekerja tak
bisa keluar menyelamatkan diri karena tidak ada jalur evakuasi.
Perusahaan juga tidak memiliki alat pemadam kebakaran dan sirkulasi udara yang
memenuhi syarat. Pabrik tidak dilengkapi fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K), tidak tersedia alat pelindung diri (APD), serta berbagai
pelanggaran lain.
Secara terpisah, Pelaksana Harian Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (PNK3), Amarudin mengatakan, dari 30 korban meninggal, hanya
satu pekerja yang telah terdaftar BPJS Ketenagakerjaan yakni atas nama Gusliana.
Ahli waris akan mendapatkan santunan kecelakaan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan
sebesar Rp 150.411.288.
Sedangkan untuk santunan ahli waris pekerja yang belum terdaftar BPJS
Ketenagakerjaan , Dinas Tenaga Kerja Sumatera Utara akan membuat penetapan
yang menyatakan para korban sebagai korban kecelakaan kerja, agar ahli waris
korban mendapatkan santunan kecelakaan kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
Kebakaran pabrik mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Mereka terdiri dari 24
pekerja borongan termasuk di dalamnya seorang pekerja anak atas nama Rina (15
tahun), lima anak sebagai pekerja borongan serta seorang adik pekerja yang
sedang berkunjung ke pabrik tersebut. Terdapat empat pekerja yang selamat dari
insiden tersebut.
Page 88 of 105.