Page 85 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 AGUSTUS 2020
P. 85
Ringkasan
Kalangan akademisi dan peneliti sepakat, penyederhanaan perizinan dalam Rancangan Undang-
Undang Cipta Keija (RUU Ciptaker) kelak berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Pasalnya, selama ini proses perizinan yang berbelit-belit dinilai menghambat masuknya investasi
ke dalam negeri.
"Izin-izin itu dipangkas. Nanti satu pintu via BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Saya
sepakat itu," ujar Prima Gandhi, akademisi IPB saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/8).
RUU CIPTAKER BERDAMPAK POSITIF BAGI EKONOMI INDONESIA
Jakarta-Kalangan akademisi dan peneliti sepakat, penyederhanaan perizinan dalam Rancangan
Undang-Undang Cipta Keija (RUU Ciptaker) kelak berdampak positif bagi perekonomian
Indonesia. Pasalnya, selama ini proses perizinan yang berbelit-belit dinilai menghambat
masuknya investasi ke dalam negeri.
"Izin-izin itu dipangkas. Nanti satu pintu via BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Saya
sepakat itu," ujar Prima Gandhi, akademisi IPB saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/8).
Kebijakan yang berlaku saat ini, menurut dia, sangat birokratis dan menghambat investasi. Di-
contohkannyadenganprosespen-dirian agroindustri. "Pernah ada orang mau investasi bawang
putih dan bawa bibit dari China, untuk masuk melalui Karantina itu prosedurnya berbelit-belit,"
ujar Prima.
"Memang setiap plasma nuf-tah harus ketat, tapi harus jelas, seperti sampel berapa hari selesai.
Jangan alasan au, au, jadinya seminggu lebih, 14 hari," tutur dia.
Prisma pun mengapresiasi dengan adanya kewajiban bagi investor untuk melibatkan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dalam RUU Cipta Kerja. Namun, disarankan ada
koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah (pemda) sebelum investasi dilakukan.
Diamendorongdemikian agar investasi yang akan dilalcukan'ber-kesesuaian dengan kompetensi.
Sehingga, sumber daya manusia (SDM) setempat terserap sebagai tenaga kerja. "Pengawasan
Amdal (analisis dampak lingkungan) juga harus dilakukan di lapangan. Hukum jangan tebang
pilih," ujarnya.
Keberadaan RUU Cipta Kerja, menurut dia, kelak bakal berdampak terhadap pertumbuhan
agroindustri. Pangkalnya, akan mendorong peningkatan tenaga kerja dan mendongkrak
konsumsi pangan. "Di situlah kontribusi positif," ujar Prima.
Meski demikian, dia berharap beleid sapu jagat (omnibus law) tersebut diarahkan kepada sektor
terbarukan, seperti agroindustri. Alasannya,sektorpertanianpaling prospektif di tengah pandemi
Covid-19. "Sekarang intinya, bagaimana caranya genjot kewira-usahaan bidang pertanian,
dimulai dengan agroindustri. Harus diarahkan ke sana, harus ada klausul itu," sarannya.
Prima mengingatkan, tumbuhnya wirausaha (entrepreuner) ataupun usaha rintisan (startup)
bidang pangan, baik pertanian maupun perikanan, akan memotong rantai distribusi. "Middle man
dipotong, sehingga keuntungan dirasakan petani dan masyarakat " jelasnya.
Sebelumnya, Peneliti CSIS Jakarta, Yose Rizal, mengatakan RUU Cipta Keija merupakan suatu
terobosan untuk mengatasi menurunnya perekonomian. Palingkru-sial dalam membangkitkan
ekonomi adalah dengan mendorong peluang investasi agar semakin terbuka. Menurutnya,
selama ini Indonesia jarang dilirik sebagai destinasi investasi karena regulasi yang tidak efisien.
84