Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 113
Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangsel mengatakan, pihaknya menerima
laporan ada tiga jenis penghentian karyawan. Yakni, kerja dari rumah tapi tetap digaji, kerja
dari rumah tapi tidak digaji, dan PHK.
"Data yang masuk ini sejak dampak pandemi corona atau mulai Februari lalu," katanya kepada
( ), Senin (8/6).
Karyawan yang terkena PHK tetap mendapat pesangon sesuai ketentuan yang berlaku. "Jadi
selama pandemi Covid-19 ini ada 2.600 orang dari 43 perusahaan yang dihentikan bekerja,"
ujarnya.
Dikatakan Sukanta, ribuan karyawan yang bekerja di 43 perusahaan Kota Tangsel itu tidak
sepenuhnya warga Tangsel. Lebih dari 50 persen karyawan yang terkena PHK itu bekerja pada
perusahaan . Mereka yang dihentikan mulai dari o (OB), sekuriti, dan lainnya.
"Ada juga orang Kota Tangsel yang kerja di luar Tangsel terdampak, didata di masing-masing
daerah (asal perusahaan-red)," ungkapnya.
Terkait PHK itu, Disnaker telah mengusulkan 1.800 untuk mendapat kartu pra kerja.
"Verifikasi dilakukan langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan namun, saya tidak tahu yang
diterima berapa, dan yang akan menerima berapa, karena mereka usulkan sendiri melalui ,"
ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel Gusri
Effendi mengaku sektor industri kepariwisataan juga terkena dampak Covid-19.
Sebagian besar dari sekira 20.000 orang yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini
terpaksa dirumahkan. Sekira 75 persen adalah pekerja lepas.
"Di hotel dan restoran ada pegawai tetap, lepas dan paruh waktu. Saya perkiraan, kalau 20
ribu orang yang bergantung kerjanya di restoran dan hotel, 75 persen itu pegawai lepas.
Sebagain besar sudah dirumahkan," singkatnya. (rbnn/nda).
112