Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 152

Tapi dari hasil pelacakan sementara kedua perusahaan ternyata tidak masuk dalam daftar P3MI
              alias Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia. "Izinnya tidak ada pada Kemenaker,"
              kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah kepada Tempo di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.

              Sebelumnya, dugaan penyiksaan dialami oleh dua ABK bernama Reynalfi asal Pematang Siantar,
              Sumatera Utara dan Andri Juniansyah asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Puncaknya pada
              Jumat,  5  Juni  2020.  keduaya  melompat  ke  laut  saat  kapal  melintasi  Selat  Malaka  dan
              diselamatkan nelayan setelah 7 jam mengapung.
              Selain Kemenaker, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sudah mengidentifikasi bahwa
              kedua perusahaan beralamat di Jakarta. Menurut Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan,
              ada unsur penipuan yang mengakibatkan eksploitasi terhadap kedua ABK.

              Sehingga, KKP pun mendorong proses hukum terhadap perusahaan ini. "Unsur TPPO (Tindak
              Pidana Perdagangan Orang) sangat mungkin dan terpenuhi untuk kasus ini," kata dia.

              Sementara itu, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) juga tengah menyiapkan
              laporan atas kasus penyiksaan ABK ini ke Bareskrim Polri. "Kami punya Satgas ABK, nanti akan
              menyampaikan laporan resmi," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani.

              Menurut  dia,  BP2MI  memang  tidak  bisa  langsung  menindak  perusahaan  penyalur  pekerja
              migran  seperti  ini.  Akan  tetapi,  kata  dia,  BP2MI  bisa  merekomendasikan  pencabutan  izin
              perusahaan ke pihak terkait.

              Kementerian  hingga  organisasi  Destructive  Fishing  Watch  (DFW)  Indonesia  yang  pertama
              melaporkan kejadian penyiksaan dua ABK ini telah menyebutkan identitas perusahan penyalur.
              Sampai  saat  ini  pun, Tempo  masih  berupaya  menghubungi  dan  mencari  tahu  identitas dari
              perusahaan tersebut.

              Di sisi lain, persoalan di perusahaan penyalur ini bukanlah hal baru. Dalam kasus kekerasan
              terhadap ABK selama ini, agen atau perusahaan penyalur kerap terlibat di belakangnya.

              17 Mei 2020 misalnya, Satuan TPPO Polri menetapkan tiga orang dari tiga agen penyalur ABK
              sebagai tersangka dalam kasus perbudakan dan eksploitasi WNI di  kapal Cina  , Long Xing 629.

              "Mereka bertujuan eksploitasi dengan modus menjanjikan gaji, penempatan kerja dan waktu
              kerja  tak  sesuai,"  ujar  Kepala  Bareskrim  Polri  Komisaris  Jenderal  Listyo  Sigit  Prabowo  saat
              dihubungi pada Ahad, 17 Mei 2020.

              Ketiga  tersangka  itu  adalah  W  dari  PT  Alfira  Perdana  Jaya,  Bekasi,  Jawa  Barat;  F  dari  PT
              Lakemba  Perkasa  Bahari  di  Tegal,  Jawa  Tengah;  dan  J  dari  PT  Sinar  Muara  Gemilang  di
              Pemalang, Jawa Tengah..




















                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157