Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 204
Hal itu diungkap oleh Lembaga Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia. DFW Indonesia
mengingatkan pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) yang
menjadi korban kerja paksa di kapal ikan asing berbendera Tiongkok terus bertambah.
"Korban kerja paksa dan perdagangan orang yang dialami awak kapal perikanan Indonesia yang
bekerja di kapal ikan berbendera Tiongkok terus bertambah," kata Koordinator DFW Indonesia
Muh Abdi Suhufan, di Jakarta. Senin (8/6/2020).
Menurut data yang dihimpun, Abdi mengungkapkan bahwa laporan terbaru menyebutkan
bahwa pada Jumat (5/6), ada dua orang awak kapal perikanan Indonesia atas nama Reynalfi
dan Andri Juniansyah melompat dari kapal ikan Trongkok Lu Qian Yua Yu 901 saat kapal
melintasi Selat Malaka.
Abdi memaparkan, merelai melompat karena tidak tahan dengan perlakuan dan kondisi kerja di
atas kapal yang sering mendapatkan intimidasi, kekerasan fisik dari kapten dan sesama ABK
asal Tiongkok.Setelah mengapung selama tujuh jam. mereka akhirnya ditolong nelayan Tanjung
Balai Karimun.
"Dugaan kerja paksa mengemuka setelah ditemukan adanya praktik tipu daya, gaji yang tidak
dibayar, kondisi kerja yang tidak layak, ancaman, dan intimidasi yang dirasakan Andri
Juniansyah dan Reynalfi," ucapnya
Staf pengelola Fisher Centre Bitung. Laode Hardiani, mengatakan korban Andri Juniansyah
sebelumnya direkrut oleh PT Duta Putra Group lewat agen/sponsor penyalur bernama SYF.
Andry dijanjikan akan dipekerjakan pada salah satu perusahaan di Korea dengan gaji Rp 25
juta/bulan.
Sebelum bekerja Andry dan Reynalfi harus membayar sejumlah uang atau "nge-cash" kepada
SFY. "Mereka membayar masing masing sebesar Rp 40 juta dan Rp 45 juta," kata Laode
Hardiani.
Keduanya diduga merupakan korban sindikasi perdagangan orang. Praktik ini diduga melibatkan
maming agent ilegal di dalam negeri dan jejaring internasional. Andry dan Reynalfi diduga telah
ditipu sejak awal perekrutan. Mereka diangkut dan dipindahkan dari kapal Lu Qiang Yu 213 ke
kapal Lu Qian Yuan Yu 901 yang melakukan operasi penangkapan ikan di Samudera Hindia
Selain itu. Berdasarkan hasil screening Fisher Centre Bitung terhadap aduan keluarga korban,
diketahui Andri dan Reynalfi telah bekerja 5 bulan lalu. Selama itu pula keduanya tidak pernah
menerima ga ji. Padahal, dalam dokumen yang diperoleh oleh Fisher Centre Bitung, Andry
Juniansyah seharusnya mendapatkan gaji sebesar USD 430/-bulan. Moh Abdi Suhufan
mengatakan insiden ini merupakan yang ke-6 dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.
"Dalam periode November-Juni 2020 kami mencatat 30 orang awak kapal Indonesia yang
menjadi korban kekerasan dalam bekerja di kapal Tiongkok dengan rincian 7 orang meninggal.
3 orang hilang dan 20 orang selamat," kata Abdi.
Atas banyaknya kejadian ini, DFW Indonesia meminta pemerintah Indonesia untuk secepatnya
melakukan moratorium pengiriman ABK ke luar negeri terutama yang bekei j a di kapal ikan
Tiongkok baik legal maupun ile-gal.(dtc-23)
caption:
KAMPUNG TERENDAM: Sejumlah rumah warga Desa Sriwulan Kecamatan Sayung dikepung rob.
Sebagian warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, namun sebagian lainnya memilih
bertahan dengan meninggikan bangunan. (23)
203