Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 85
Ekonom senior Raden Pardede mengatakan, program kartu prakerja cukup efektif di tengah
situasi yang sulit sekarang, penekanannya lebih kepada bantuan sosial. Namun,, pascapandemi,
titik tekannya ada pada peningkatan kompetensi sehingga masyarakat diharapkan bisa mandiri
secara ekonomi.
PELATIHAN KARTU PRAKERJA FOKUS PADA PENINGKATAN KOMPETENSI
MASYARAKAT
Jakarta, Program kartu prakerja didesain sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan
keterampilan teknis masyarakat sehingga masyarakat bisa mandiri di tengah lesunya
perekonomian sebagai dampak pandemi Covid-19.
Ekonom senior Raden Pardede mengatakan, program kartu prakerja cukup efektif di tengah
situasi yang sulit sekarang, penekanannya lebih kepada bantuan sosial. Namun,, pascapandemi,
titik tekannya ada pada peningkatan kompetensi sehingga masyarakat diharapkan bisa mandiri
secara ekonomi.
"Selain mendapatkan keterampilan teknis, saat Covid-19, masyarakat bisa tertolong karena ada
bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan setelah menyelesaikan pelatihan," kata
Raden Pardede di Jakarta Selasa (9/6/2020).
Sebagai ekonom independen, Pardede menilai standar materi pelatihan yang diberikan sangat
baik. Masyarakat bisa memilih berbagai bentuk topik pelatihan sesuai dengan minat dan
kemampuan teknis dasar masing-masing. Di masa pandemi, pelatihan diberikan secara daring,
namun seusai Covid-19 berlalu program pelatihan tersebut akan dilaksanakan dengan tatap
muka secara langsung.
"Pelatihan dengan tatap muka langsung lebih relevan, mudah dipahami serta lebih mudah dalam
masuk lapangan pekerjaan baru," saran Pardede.
Apakah peserta pelatihan prakerja ini otomatis akan terserap di dunia kerja nantinya? Pardede
mengatakan, kartu prakerja tidak bisa menjadi tumpuan satu-satunya. "Harus ada kerja sama
dengan dunia usaha. Peran Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan juga
penting dalam menyukseskan program kartu prakerja tersebut," katanya.
Pardede juga mengingatkan, bahwa program kartu prakerja yang disusun pemerintah menyasar
pada masyarakat kelas menengah. "Targetnya adalah masyarakat menengah dengan
pendidikan SMA, meski tidak tertutup kemungkinan lulusan SMP bisa mengikuti program ini.
Bagi masyarakat berpendidikan tinggi sebaiknya tidak perlu mengikuti program ini karena bukan
menjadi sasaran prioritas," kata Pardede.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai, pemerintah perlu melakukan
kajian agar materi pelatihan yang diberikan dalam program kartu prakerja tepat sasaran dan
relevan dengan kebutuhan industri.
Pemerintah juga harus punya alasan yang kuat untuk menetapkan satu program pelatihan
sebelum menjalankannya, termasuk penunjukan vendor serta nilai program penetapan. "Hal ini
penting karena saat ini banyak materi pelatihan yang gratis melalui berbagai platform sosial
media. Karena itu riset sangat menentukan nilai lebih serta keberhasilan dari program kartu
prakerja," kata Agus.
Agus berpendapat, program kartu prakerja bisa disebut berhasil jika peserta program kartu
prakerja bisa terakomodasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memiliki kartu.
84