Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 88

Ketua  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  Rosan  P  Roeslani  menegaskan  bahwa
              pengusaha  dan  tenaga  kerja  memiliki  kepentingan  yang  sama  di  dalam  RUU  Cipta  kerja.
              Menurutnya, aturan ini tak hanya untuk kepentingan satu pihak.

              "Saya melihat RUU Cipta kerja ini, sebelumnya kepentingan dunia usaha dan pekerja ini sama.
              Pengusaha tidak ada pekerja, tidak ada apa-apanya, tidak ada pengusaha siapa yang kasih
              kerja. Jadi sebetulnya ini berjalan berdampingan. Kalau ada yang bilang ini dibedakan saya tidak
              setuju karena ini kepentingannya masing-masing sangat erat," ujat Rosan dalam rapat dengar
              pendapat umum dengan Badan Legislasi DPR, Selasa (9/6).

              Menurut  Rosan,  dengan  adanya  RUU  Cipta  kerja  ini,  maka  hambatan  investasi  sepertinya
              banyaknya aturan dan birokrasi bisa dipangkas dan disederhanakan. Dengan begitu, investasi
              akan bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.
              Sementara,  dia  pun  mengatakan  saat  ini  Indonesia  memerlukan  investasi  yang  bisa
              menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.

              Menurut Rosan, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dibutuhkan mengingat Indonesia
              memiliki sekitar 7 juta angka pengangguran, 2 juta orang angkatan kerja baru, 8,1 juta orang
              yang  tengah  menganggur,  28,42  juta  pekerja  paruh  waktu  dan  masih  ada  sekitar  6,4  juta
              pekerja yang terdampak akibat Covid-19.

              Karena itu, Rosan pun berharap RUU Cipta Kerja ini terus dibahas dan segera diselesaikan.
              Menurut dia, bila menunggu Covid-19 selesai, maka peluang investasi bisa diambil oleh negara
              lain.

              "Kalau ada yang bilang nanti [RUU Cipta Kerja] nanti saja dibicarakan, ini menurut saya tidak
              tepat, karena apa, nanti ceritanya sama. Begitu orang siap, kita baru mulai, baru mulai dibahas.
              Kan setelah ini ada PP-nya, peraturan turunannya, ada tahapannya. Kalau dibilang bahas setelah
              Covid-19,  kita  tidak  tahu  Covid-19  kapan  selesainya,  sementara  negara  lain  sudah
              mempersiapkan strateginya dari sekarang," jelas Rosan..



































                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93