Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 36

Kemarin (7/10) 12 menteri menggelar konferensi pers bersama. Mereka menampik satu per satu
              kabar miring terkait dengan pengesahan UU Cipta Kerja.
              Dua belas menteri itu adalah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM
              Teten Masduki, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Hukum
              dan  HAM  Yasonna  Laoly,  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani,  serta  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah



              BANTAH HAPUS UMK DAN CUTI

              JAKARTA, Jawa Pos - Gelombang prokontra dan demo di berbagai daerah muncul setelah UU
              Cipta  Kerja  atau  Omnibus  Law  disahkan  tiga  hari  lalu.  Dituding  sebagai  sumber  masalah,
              pemerintah  pun  tak  tinggal  diam.  Kemarin  (7/10)  12  menteri  menggelar  konferensi  pers
              bersama. Mereka menampik satu per satu kabar miring terkait dengan pengesahan UU Cipta
              Kerja.

              Dua belas menteri itu adalah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM
              Teten Masduki, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Hukum
              dan  HAM  Yasonna  Laoly,  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani,  serta  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah

              Lalu,  Menteri  Perindustrian  Agus  Gumiwang,  Menteri  Agraria  dan  Tata  Ruang/Kepala  Badan
              Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia,
              Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
              Arifin Tasrif.

              Para menteri itu berada di bawah komando Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
              Hartarto.  Mereka  menjelaskan  satu  per  satu  poin  yang  menyulut  perdebatan.  Mulai
              ketenagakerjaan, amdal, pertanahan, hingga ekonomi.

              Airlangga  menegaskan,  salah  satu  informasi  simpang  siur  mengenai  UU  Cipta  Kerja  terkait
              dengan  ketenagakerjaan,  terutama  tentang  upah  minimum  dan  gaji.  "Saya  tegaskan  upah
              minimum tidakdihapus, tetapi tetap mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, dan
              salary yang diterima tidak akan turun," ujarnya.

              Menurut dia, banyak hoaks
              tentang poin ketenagakerjaan yang beredar di kalangan masyarakat dan memicu perdebatan.
              Terkait dengan pesangon, dia menjamin tetap diatur dalam beleid tersebut. Bahkan, ada jaminan
              untukpekerjayang kehilangan pekerjaan.

              Selain itu, waktu kerja dan istirahat Minggu tetap mengacu pada undang-undang yang berlaku.
              Sementara itu, pekerjaan dengan sifat tertentu yang membutuhkan fleksibilitas diatur dalam
              pasal 77 bab ketenagakerjaan.

              Airlangga  yang  juga  merupakan  ketua  umum  Partai  Golkar  menegaskan,  pengusahawajib
              memberikan cuti, waktu istirahat, dan waktu ibadah. "Demikian juga terkait dengan cud-cuti
              melahirkan, menyusui, haid, tetap sesuai dengan undang-undang, tidak dihapus," tegasnya. Dia
              juga memastikan bahwa pekerja outsourcing akan mendapatkan jaminan perlindungan upah dan
              kesejahteraan.
              Kepastian  soal  upah  minimum  (UM)  itu  juga  ditekankan  kembali  oleh  Menaker  Ida.  Dia
              mengatakan, ketentuan soal UM tetap mengacu pada UU 13/2003 dan PP 78/2015. Dalam RUU
              memang terdapat penegasan variabel dan formula penghitungan upah berdasar pertumbuhan

                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41