Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 76

"UU Cipta Kerja bertujuan menyederhanakan, sinkronisasi, dan memangkas regulasi yang begitu
              banyak aturan atau obesitas regulasi yang dapat menghambat penciptaan lapangan kerja," ucap
              Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (7/10).

              Saat  ini,  pemerintah  sedang  berupaya  untuk  keluar  dari  jebakan  negara  berpenghasilan
              menengah (middle income trap). Apalagi, saat ini Indonesia sedang mengalami periode bonus
              demografi.  Airlangga  mengatakan,  periode  saat  ini  menjadi  golden  moment  yang  tidak  bisa
              dikesampingkan.  Apalagi,  lanjut  Airlangga,  saat  ini  Indonesia  sudah  masuk  golongan  upper
              middle income country.

              Airlangga mengatakan, UU ini diharapkan ikut mendorong upaya pemberantasan korupsi. Sebab,
              melalui  penyederhanaan  dan  pemotongan  model  perizinan  akan  mengurangi  kemungkinan
              terjadinya praktik pungutan liar (pungli) di lapangan.

              Lebih lanjut ia mengatakan saat ini ada 2,9 juta penduduk muda yang membutuhkan lapangan
              kerja. Dari jumlah tersebut, 87%-nya memiliki tingkat pendidikannya menengah ke bawah dan
              39% berasal dari lulusan sekolang dasar (SD).

              "Oleh karena itu, penting agar sektor padat karya itu bisa terbuka dan kita ketahui bersama
              bahwa sektor yang menerapkan digitalisasi itu membutuhkan retraining dan reskilling, sehingga
              itu jadi hal yang dicatat pemerintah," ucap mantan menteri perindustrian ini.
              Pada kesempatan itu Airlangga juga menegaskan bahwa dalam UU Cipta Kerja pemerintah tidak
              akan  menghilangkan  ketentuan  upah  minimum.  Sebelumnya  beredar  kabar  bahwa  upah
              minimum dihilangkan dalam UU Cipta Kerja.

              "Banyak  hoaks  beredar  tentang  UU  Ketenagakerjaan.  Saya  tegaskan,  upah  minumum  tidak
              dihapuskan tetapi tetap mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi dan salary yang
              diterima tidak akan turun," ucap dia.

              Senada dengan Airlangga Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bila UU Ciptaker
              tidak  menghapus  ketentuan  upah  minimum.  Menurut  dia,  pemberian  upah  minimum  tetap
              mengacu pada UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan PP Nomor 78 Tahun
              2015 tentang Pengupahan.

              "Banyak (kabar) yang berkembang bahwa upah minimum dihapus. Jadi upah minimum tetap
              diatur  kemudian  ketentuannya  juga  mengacu  UU  13  Tahun  2003  dan  PP  78  Tahun  2015.
              Memang selanjutnya akan diatur dengan PP Jadi formula lebih detailnya diatur PP," ucap Ida.

              Ida mengatakan dalam regulasi tersebut Pemerintah juga tidak menghapuskan upah minimum
              kota/kabupaten (UMK). Dalam UU Cipta Kerja hanya mempertegas variabel dan formula dalam
              penetapan upah minimum, yakni berdasarkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi, (ark)





















                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81