Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 121
"Kita ingin memastikan penggunaan TKA ini apakah sesuai dengan izin Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diajukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kepada
Kementerian Ketenagakerjaan," katanya.
Selain memastikan tak ada pelanggaran izin TKA, kunjungan tersebut juga memastikan terjadi
alih pengetahuan mengenai teknologi yang digunakan di proyek kepada pekerja Indonesia. Ke
depannya, Ida menyatakan alih teknologi akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi dalam
negeri.
"Jadi saya sudah mendapatkan laporan dari Pak Dirut (KCIC), ternyata transfer of knowledge
itu tidak hanya diberikan kepada tenaga kerja yang sekarang mengerjakan proyek ini. Tetapi
juga membuka kesempatan transfer of knowledge dari berbagai perguruan tinggi yang ada di
Indonesia," ujarnya.
Saat ini, kata Ida, pihaknya tengah mengupayakan kerja sama antara pengelola proyek KCJB
dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang akan melancarkan proses alih pengetahuan.
Sebagai proyek kereta cepat pertama di Indonesia, Ida menegaskan norma K3 harus benar-
benar diperhatikan. Proyek itu sendiri ditargetkan selesai pada 2022 mendatang.
"Norma K3-nya harus dijalankan dengan baik, karena ini menggunakan teknologi tingkat tinggi
dan alat-alat berat. Keselamatan kerja itu nomor satu, termasuk bagaimana protokol kesehatan
terhadap Corona," katanya.
Ida Fauziyah meninjau proyek pembangunan terowongan bawah tanah Kereta Cepat Jakarta-
Bandung (KCJB) di Jakarta, Senin (27/7). (Foto: dok. Kemnaker) Sementara Dirut PT KCIC
Chandra Dwiputra mengungkapkan optimisme dapat menyelesaikan proyek tepat waktu. Ia
menyadari proses yang lama hanya akan merugikan berbagai pihak.
"Kami optimis kita bisa mengerjakan secepatnya. Target kita 2022 harus sudah operasi, kalau
kelamaan sebagai investor biaya kita investasi semakin mahal," kata Chandra didampingi jajaran
Direksi KCIC Dwi Windharto, Puspita Anggraeni, dan Zhang Chao. (rea).
120